Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Pembentukan Haluan Negara Perlu Berdasar Pada Kedaulatan Rakyat

Kompas.com - 19/04/2016, 13:18 WIB
advertorial

Penulis

Rencana pembentukan haluan negara sebagai dasar pembangunan nasional telah disepakati oleh seluruh fraksi di Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI).

Untuk itu, MPR RI terus menjalankan tahapan pembentukan haluan negara dengan merangkul 50 universitas untuk berdiskusi mengenai reformulasi bentuk haluan negara.

Kali ini, diskusi dilaksanakan MPR RI bersama Center of Election and Political Party (CEPP) FISIP Universitas Indonesia dan Universitas Muhammadiyah Bengkulu di Hotel Grage, Bengkulu, Selasa (19/4/2016).

Ketua MPR RI Zulkifili Hasan menyatakan, sesungguhnya wacana reformulasi garis besar haluan pembangunan negara sudah disepakati pada Keputusan MPR periode 2009-2014.

"Keputusan MPR 2009-2014 poin kedua menyebutkan perlunya MPR mereformulasi garis besar haluan pembangunan negara," ujar Zulkifli.

Dalam keputusan tersebut disebutkan bahwa diskusi pembentukan haluan negara sebagai pemandu pembangunan nasional perlu memperhatikan beberapa hal.

Pertama, tutur Zulkifli, integrasi sambungan daerah dan pusat. Kedua, sistem pembangunan berbasis kedaulatan rakyat seperti apa. Ketiga, aspek hukum, politik, hankam, dan sosial budaya. Keempat, peran MPR dalam pembangunan nasional.

"Prof. Jimly mengatakan perlunya haluan yang kuat, norma yang kuat, untuk menghindari ketimpangan kedaulatan rakyat. Nah, bentuknya seperti apa, itulah yang perlu didiskusikan secara mendalam," ujar Zulkifli saat membuka FGD.

Zulkifli menuturkan, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) meneliti bahwa haluan negara mesti bersifat ideologis. Dalam bidang ekonomi, misalnya, haluan negara diharapkan menjiwai Pasal 33 UUD 1945.

"Di pasal 33 itu dikatakan sumber alam dikuasai rakyat. Tapi sekarang praktiknya tidak lagi. Nah, itu harus dijiwai ideologisnya. Tapi seperti apa bentuknya? Itu perlu rumusan yang mendalam," kata ia.

Rektor Universitas Muhammadiyah Bengkulu Ahmad Dasan mengatakan sangat setuju jika model GBHN digunakan. Hanya saja, menurutnya, model perencanaan yang sudah terjadi perlu dimasukan juga.

"Misal Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) yang sudah bagus bisa dijadikan bahan. Oleh karena itu mungkin GBHN juga bisa mengakomodir Musrenbang yang sudah berjalan," tutur ia.

Ahmad berharap wacana ini bisa menciptakan pembangunan yang berkeadilan sosial dan merata. (adv)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com