Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/03/2016, 15:52 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Tim Pilkada Pusat Partai Hanura Erik Satrya Wardhana mengatakan, kader yang secara terbuka membuat pernyataan atau aksi yang bertentangan dengan kebijakan partai akan diberi sanksi sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai.

Tak menutup kemungkinan yang bersangkutan akan dipecat sebagai kader partai. Menurut dia, hal tersebut lumrah dilakukan partai politik mana pun.

"Jadi, kalau ada kader yang tidak taat terhadap keputusan partai, tentu akan berlaku mekanisme punishment yang sudah diatur melalui AD/ART dan peraturan organisasi," tutur Erik seusai konferensi pers Partai Hanura di Jakarta, Selasa (28/3/2016).

"Pemecatan? Bisa saja. Kecuali kalau yang bersangkutan mengambil langkah mengundurkan diri," kata dia.

Hal itu disampaikan Erik menanggapi penolakan sejumlah kader Hanura terkait keputusan partai untuk mendukung Basuki Tjahaja Purnama dalam Pilgub DKI 2017.

Wakil Ketua DPD Partai Hanura DKI Jakarta Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan Rahmat HS sempat mengatakan bahwa sebagian besar anggota partainya tidak mendukung Ahok.

Bahkan, dia mengklaim jumlahnya mencapai 90 persen. (Baca: Tak Sudi Dukung Ahok, Dua Wakil Ketua DPD Hanura "Lepas Jaket Partai")

Menanggapi hal tersebut, Erik menjelaskan, keputusan partai tak begitu saja diambil, tetapi melalui proses tertentu. Ada pula pihak yang setuju dan tidak setuju. 

Hal tersebut, menurut dia, sah saja jika dikemukakan sebelum keputusan resmi diambil. (Baca: Rahmat HS Sempat Demo Ahok dan Kini Mundur dari Hanura)

"Tapi, ketika partai sudah mengambil sikap, maka konsekuensinya kader harus taat terhadap keputusan partai dan tidak melakukan aktivitas atau pernyataan yang bertentangan dengan partai," kata Erik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com