Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Pancasila Hadirkan Semangat Baru di Kota Kediri

Kompas.com - 10/03/2016, 13:59 WIB
advertorial

Penulis


Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) telah selesai menyelenggarakan acara Syarah Asma' Allah Al-Husna di Pondok Pesantren Wali Barokah, Kediri, Jawa Timur, Kamis (10/03/2016).

Acara yang diikuti oleh 15 ribu orang lebih yang terdiri dari santri Ponpes Wali Barokah, warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), dan alumni Ponpes Wali Barokah dari seluruh Indonesia ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap nama-nama Allah SWT.

Jika sudah memahami, diharapkan para peserta dapat mengambil hikmah untuk melakukan hal-hal yang disenangi Allah.

Setelah diadakan sejak hari Senin, 7 Maret 2016, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan berkesempatan menutup acara ini. Tak hanya menutup acara, Zulkifli juga mensosialisasikan Empat Pilar MPR RI di hadapan para peserta yang hadir.

Menurut beliau mengutip pidato Soekarno, Indonesia berbeda dengan negara lain dalam menyusun konstitusi. Hal tersebut disebabkan oleh Indonesia terdiri dari 17 ribu pulau, ratusan bahasa daerah, ratusan etnis, berbagai budaya, berbagai latar belakang, dan berbagai agama yang membuat Indonesia tidak bisa ikut demokrasi barat atau komunis timur.

Indonesia memiliki sistem demokrasi sendiri yang digali sesuai dengan latar belakang tersebut, yaitu Pancasila. Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, sesungguhnya tidak ada yang perlu dibedakan, apalagi sampai dibenturkan antara Pancasila dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

Menurut beliau, perjuangan kini tak perlu lagi menggunakan kekerasan, apalagi teroris. Teroris sudah ketinggalan zaman, kini saatnya adu pendapat, kecerdasan, dan gagasan.

"Dengan Pancasila yang sudah kita sepakati, kalau perjuangan yang memakai cara-cara kekerasan sudah tidak relevan lagi, sudah ngga jamannya. Apalagi teror, intoleran, sudah tidak pas lagi. Jadi saya mengajak kita pakai yang sudah disepakati, yaitu demokrasi," ujar Zulkifli.

Untuk menyampaikan argumennya, para rakyat dapat menjadi anggota DPR, menyampaikan kebijakan melalui parlemen. Berjuang melalui proses demokrasi setiap lima tahun.

"Pancasila kalau diringkas menjadi cinta kasih, dipanjangkan lagi cinta kasih, kekeluargaan dan gotong royong, kalau dipanjangkan lagi ditambah musyawarah mufakat,  kalau tidak ada itu bukan pancasila", kata Zulkifli menambahkan.

Selain Pancasila, NKRI sebagai bentuk negara, Undang-Undang Dasar Negara yang mengatakan kedaulatan ada di tangan rakyat, dan juga Bhinneka Tunggal Ika perlu ditanamkan kepada generasi penerus bangsa.

Para kelompok masyarakat, seperti LDII, juga dapat menjadi salah satu tempat untuk menyalurkan argumen tersebut. Semua kelompok juga harus mendukung hal ini melalui ilmu pengetahuan dan ekonomi.

Tampak ikut hadir pada acara tersebut anggota MPR RI Fraksi PAN Viva Yoga dan  Rizci Sadig, Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar serta ketua Umum DPP LDII Prof Abdullah Syam. Zulkifli juga merencanakan untuk mensosialisasikan Empat Pilar di LDII yang ada di seluruh provinsi Indonesia. (Adv)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jamdatun Feri Wibisono Ditunjuk Jadi Wakil Jaksa Agung

Jamdatun Feri Wibisono Ditunjuk Jadi Wakil Jaksa Agung

Nasional
Sri Mulyani Mulai Mulai Hitung-hitung Anggaran Pemerintahan Prabowo

Sri Mulyani Mulai Mulai Hitung-hitung Anggaran Pemerintahan Prabowo

Nasional
Hapus 2 DPO Kasus 'Vina Cirebon', Polri Akui Tak Punya Bukti Kuat

Hapus 2 DPO Kasus "Vina Cirebon", Polri Akui Tak Punya Bukti Kuat

Nasional
Tak Hadiri Panggilan MKD, Bamsoet Sebut Undangan Diterima Mendadak

Tak Hadiri Panggilan MKD, Bamsoet Sebut Undangan Diterima Mendadak

Nasional
Proyeksi Sri Mulyani untuk Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II: Masih Terjaga seperti Kuartal I

Proyeksi Sri Mulyani untuk Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II: Masih Terjaga seperti Kuartal I

Nasional
Psikolog Forensik Sebut Ada Perbedaan Laporan Iptu Rudiana dengan Hasil Otopsi soal Kematian Vina dan Eky

Psikolog Forensik Sebut Ada Perbedaan Laporan Iptu Rudiana dengan Hasil Otopsi soal Kematian Vina dan Eky

Nasional
Usai Rapat dengan Jokowi, Gubernur BI Jamin Rupiah Akan Menguat

Usai Rapat dengan Jokowi, Gubernur BI Jamin Rupiah Akan Menguat

Nasional
Hasil Pertemuan Prabowo dengan Ketum Parpol KIM Tak Akan Dilaporkan ke Jokowi

Hasil Pertemuan Prabowo dengan Ketum Parpol KIM Tak Akan Dilaporkan ke Jokowi

Nasional
Dianugerahi Bintang Bhayangkara Utama, Prabowo: Terima Kasih Kapolri, Kehormatan bagi Saya

Dianugerahi Bintang Bhayangkara Utama, Prabowo: Terima Kasih Kapolri, Kehormatan bagi Saya

Nasional
PDI-P Lirik Susi Pudjiastuti Maju Pilkada Jabar, Airlangga: Bagus untuk Pandeglang

PDI-P Lirik Susi Pudjiastuti Maju Pilkada Jabar, Airlangga: Bagus untuk Pandeglang

Nasional
Jokowi Absen dalam Sidang Gugatan Bintang Empat Prabowo di PTUN

Jokowi Absen dalam Sidang Gugatan Bintang Empat Prabowo di PTUN

Nasional
Mendagri Minta Pj Kepala Daerah Mundur jika Ikut Pilkada atau Diberhentikan

Mendagri Minta Pj Kepala Daerah Mundur jika Ikut Pilkada atau Diberhentikan

Nasional
Imigrasi Berupaya Pulihkan Layanan Pakai 'Back Up' PDN Kominfo di Batam

Imigrasi Berupaya Pulihkan Layanan Pakai "Back Up" PDN Kominfo di Batam

Nasional
Ada Erick Thohir pada Pertemuan Prabowo dan Ketum Parpol KIM, Begini Penjelasan Airlangga

Ada Erick Thohir pada Pertemuan Prabowo dan Ketum Parpol KIM, Begini Penjelasan Airlangga

Nasional
Psikolog Forensik: Laporan Visum Sebut Vina dan Eky Mati Tak Wajar, Tak Disebut Korban Pembunuhan

Psikolog Forensik: Laporan Visum Sebut Vina dan Eky Mati Tak Wajar, Tak Disebut Korban Pembunuhan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com