Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Munas Jadi Momentum "Rebranding" Golkar

Kompas.com - 28/02/2016, 16:43 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyelenggaraan musyawarah nasional (Munas) Golkar diharapkan dapat memilih ketua umum yang bisa merangkul semua faksi di internal partai tersebut. Munas dianggap sebagai momentum untuk memperbaiki citra Golkar setelah terpuruk karena konflik internal yang berkepanjangan.

"Kalau mau dipercaya publik, harus ada konsensus baru. Kesepakatannya adalah rekonsiliasi, tidak ada ego antara (kubu) Bali atau Ancol," kata politisi Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, di Jakarta Pusat, Minggu (28/2/2016).

Doli mengungkapkan, pelaksanaan munas harus dimanfaatkan untuk merehabilitasi seluruh kader Golkar yang dipecat akibat konflik antara pengurus hasil Munas Bali dan Munas Jakarta. Jika tidak direhabilitasi, maka tujuan rekonsiliasi melalui Munas dikhawatirkan gagal.

Penyelenggaraan Munas juga diharapkan jadi momentum untuk bersama-sama meningkatkan kepercayaan publik terhadap Golkar. Salah satu cara yang diusulkan, kata Doli, adalah dengan melakukan konvensi untuk penetapan calon presiden serta calon wakil presiden yang diusung Golkar.

Doli juga menginginkan agar penetapan calon kepala daerah yang diusung Golkar dilakukan melalui mekanisme konvensi.

"Jadikan mekanisme konvensi itu permanen, masukkan dalam AD/ART dengan modifikasi yang update," ungkapnya.

Selanjutnya, Wakil Sekjen DPP Golkar hasil Munas Riau itu meminta kepengurusan Golkar didominasi oleh kader-kader muda.

"Misalnya calon ketua umum usia 40-60, pengurusnya sebisa mungkin usia 40-50," ujarnya.

Menurut Doli, dominasi kader muda dalam kepengurusan DPP Golkar dimaksudkan untuk persiapan menghadapi pemilih muda pada 2019. Doli menilai jumlah pemilih muda pada 2019 sangat signifikan dan harus jadi perhatian khusus Golkar.

"Ketua umum nanti harus bisa mengembalikan Golkar sebagai partai nasional inklusif, jadi partai yang menampung semua," ucap Doli.

Pengurus hasil Munas Bali dan Munas Jakarta bersepakat menggelar Munas untuk rekonsiliasi. Kemenkumham memperpanjang SK kepengurusan Munas Riau supaya Golkar lebih leluasa menyiapkan Munas dan menyelesaikan konflik internalnya.

Kepanitiaan Munas rencananya akan ditetapkan pada pekan depan. Adapun Munas tersebut diwacanakan digelar di Jakarta sekitar April 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gugatan Kandas di MK, PPP Cari Cara Lain untuk Masuk Parlemen

Gugatan Kandas di MK, PPP Cari Cara Lain untuk Masuk Parlemen

Nasional
Komnas Perempuan Sebut UU KIA Berisiko Sulit Diterapkan

Komnas Perempuan Sebut UU KIA Berisiko Sulit Diterapkan

Nasional
Sama-sama Pernah Menang di Jatim, PDI-P Beri Sinyal Koalisi dengan PKB pada Pilkada 2024

Sama-sama Pernah Menang di Jatim, PDI-P Beri Sinyal Koalisi dengan PKB pada Pilkada 2024

Nasional
Pemerintah Tak Ikut Campur soal PKPU Syarat Usia Calon Kepala Daerah

Pemerintah Tak Ikut Campur soal PKPU Syarat Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Judi Online Makan Korban Lagi, Menkominfo Mengaku Tak Bisa Kerja Sendiri

Judi Online Makan Korban Lagi, Menkominfo Mengaku Tak Bisa Kerja Sendiri

Nasional
Upacara 17 Agustus Tahun Ini: Jokowi Didampingi Prabowo di IKN, Ma'ruf -Gibran di Jakarta

Upacara 17 Agustus Tahun Ini: Jokowi Didampingi Prabowo di IKN, Ma'ruf -Gibran di Jakarta

Nasional
Diplomasi Prabowo untuk Gaza: Siap Kerahkan Pasukan Perdamaian, tapi Harus Tunggu Gencatan Senjata

Diplomasi Prabowo untuk Gaza: Siap Kerahkan Pasukan Perdamaian, tapi Harus Tunggu Gencatan Senjata

Nasional
[POPULER NASIONAL] Pemerintah Sebut 'Judol' Sudah Sangat Parah | KPK Sita Ponsel Hasto

[POPULER NASIONAL] Pemerintah Sebut "Judol" Sudah Sangat Parah | KPK Sita Ponsel Hasto

Nasional
Akhir 31 Tahun PPP di Senayan: Konflik Internal, Salah Dukung, dan Evaluasi Sistem Pemilu

Akhir 31 Tahun PPP di Senayan: Konflik Internal, Salah Dukung, dan Evaluasi Sistem Pemilu

Nasional
MK Kabulkan 44 Sengketa Pileg 2024, Naik 3 Kali Lipat Dibanding 2019

MK Kabulkan 44 Sengketa Pileg 2024, Naik 3 Kali Lipat Dibanding 2019

Nasional
Duduk Perkara MK Minta Pileg Ulang DPD Sumbar demi Eks Terpidana Korupsi Irman Gusman

Duduk Perkara MK Minta Pileg Ulang DPD Sumbar demi Eks Terpidana Korupsi Irman Gusman

Nasional
Mardiono Singgung Sandiaga Pernah Mundur sebagai Wagub DKI, Sekjen Rumah SandiUno Beri Tanggapan

Mardiono Singgung Sandiaga Pernah Mundur sebagai Wagub DKI, Sekjen Rumah SandiUno Beri Tanggapan

Nasional
Pengacara: Selama Ini Mas Hasto dan PDI-P Jadi Korban 'Bullying' karena Harun Masiku

Pengacara: Selama Ini Mas Hasto dan PDI-P Jadi Korban "Bullying" karena Harun Masiku

Nasional
Kemenlu Percepat Pemulangan 216 WNI yang Ditahan Imigrasi Malaysia

Kemenlu Percepat Pemulangan 216 WNI yang Ditahan Imigrasi Malaysia

Nasional
Tak Masalah KIM Koalisi untuk Pilkada di Banyak Tempat, PDI-P: 'Monggo' Saja...

Tak Masalah KIM Koalisi untuk Pilkada di Banyak Tempat, PDI-P: "Monggo" Saja...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com