KOMPAS.com — Selasa (2/2/2016), Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menerima kunjungan petani bawang merah di ruang kerjanya, di lantai 9 Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Beberapa persoalan dan keluhan para petani bawang merah didengarkan pada audiensi ini.
Selama ini, yang sering menjadi keluhan para petani bawang adalah harga produksi yang diterima tidak berbanding lurus dengan harga bawang yang sudah diterima konsumen.
Rendahnya harga bawang yang diterima oleh para petani tidak berbanding lurus dengan harga jual yang ada di pasaran.
"Saya concern dengan persoalan petani-petani bawang, atau bahan-bahan pokok seperti ini. Kehadiran pemerintah benar-benar dibutuhkan untuk mengatasi persoalan ini."
"Sekarang begini, harga bawang yang diterima petani setelah panen Rp 8.000, begitu sampai ke konsumen bisa menjadi Rp 40.000," ujar Ketua MPR RI Zulkifli Hasan.
Menurut Zulkifli, kehadiran pemerintah diperlukan untuk menjembatani petani dan pengusaha petani bawang dengan konsumen. Dengan demikian, baik petani maupun konsumen bisa mendapat harga bawang yang bagus.
Menurut salah satu perwakilan petani bawang merah, Umar Jahidin, Indonesia adalah negara konsumen terbesar untuk bawang merah. Karena dasar itulah, ia mengharapkan kehadiran pemerintah lebih fokus dalam mengatasi hal ini.
"Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah yang menghentikan impor bawang merah. Namun, para petani bawang merah belum menikmati hasilnya dikarenakan harga bawang yang belum membaik," ujar Jahidin yang datang mewakili para petani bawang merah dari Brebes, Majalengka, dan Nganjuk ini.
Maka dari itu, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mendorong pemerintah untuk turun langsung menyelesaikan persoalan para petani ini agar kesejahteraan petani terjaga, dan hasil produksi para petani itu bisa sesuai dengan jerih payahnya, serta masyarakat yang menjadi konsumen bisa menikmati harga yang bagus dan sesuai.
"Petani itu pergi kerja gelap (pagi buta), pulang gelap (malam), badan gelap, masa rezekinya juga gelap. Begitu panen, produksi petani dihargai murah. Tidak cuma bawang, hasil tani yang lain, seperti jagung, juga harganya jelek," kata Zulkifli.
"Ketika masuk pasar untuk konsumen, harganya jadi mahal. Ini hal yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah," lanjutnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Zulkifli Hasan juga mengingatkan bahwa tata niaga pangan seperti ini harus diperbaiki. Persoalan-persoalan yang dianggap merugikan harus ditinjau ulang.
"Intinya, kita harus kerja benar, jangan akal-akalan, nanti pada akhirnya kita jadi menipu diri sendiri. Kita tidak akan bisa swasembada kalau seperti itu terus," tutup Zulkifli.
Isu kesenjangan sosial dan pembinaan masyarakat
Pada kesempatan yang sama, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan juga menerima kunjungan dari Majelis KAHMI (2/2/2016). Sekjen KAHMI Subandryo datang langsung menemui Zulkifli Hasan untuk memberikan undangan acara ulang tahun ke-50 KAHMI pada 17 September 2016 nanti.