Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelidikan Selesai, Propam Polri Kaji Dugaan Pelanggaran Prosedur AKBP Albert Neno

Kompas.com - 07/01/2016, 14:34 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri telah selesai menyelidiki dugaan pelanggaran prosedur dalam penyitaan minuman keras oleh Kepala Subdirektorat III Narkoba Polda NTT AKBP Albert Neno dan jajarannya.

"Tim baru pulang dari NTT ke Jakarta hari ini. Jadi tunggu saja hasilnya nanti," ujar Kepala Divisi Propam Polri Irjen (Pol) Budi Winarso, di Kompleks Mabes Polri, Kamis (7/1/2016).

Tim sudah mendapatkan keterangan, baik dari Albert Neno maupun jajarannya yang turut serta dalam penggerebekan dan penyitaan minuman keras dalam rangka Operasi Cipta Kondisi tersebut.

Setelah itu akan dilakukan kajian mengenai dugaan pelanggaran prosedur. Budi tidak dapat memastikan kapan kajian itu selesai.

"Pokoknya kami cek semua. Prosedur menyita lalu sesuai dengan peraturan pemerintah pusat atau tidak, sesuai dengan peraturan daerah atau tidak. Rentetannya kan banyak," ujar Budi.

Sebelumnya, Polri mengirim tim Divisi Profesi dan Pengamanan (Div Propam) untuk memeriksa ada tidaknya dugaan kesalahan prosedur pada penyitaan miras di sejumlah kafe di Kupang oleh AKBP Albert Neno.

Albert beserta jajarannya menggerebek dan menyita minuman keras di wilayah Kupang, NTT, 6 hingga 20 Desember 2015. Aksi Albert diprotes Anggota DPR RI Komisi III Fraksi PDI Perjuangan Herman Herry karena pengusaha kafe itu adalah rekannya.

Buntutnya, Albert melaporkan Herman ke Polda NTT atas tuduhan pengancaman dan fitnah sebagaimana komunikasi mereka berdua di telepon beberapa saat setelah penggerebekan dan penyitaan miras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com