Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nduga, Kabupaten yang Tak "Semerah" Status Kerawanannya...

Kompas.com - 04/01/2016, 18:31 WIB

KOMPAS - Nduga adalah salah satu kabupaten di pesisir Provinsi Papua yang menghubungkan ke 11 kabupaten lainnya yang berada di pegunungan tengah Papua. Karena posisinya ini, Kabupaten Nduga sangat strategis untuk membuka keterisolasian kabupaten-kabupaten lainnya di Papua.

Meski demikian, kabupaten ini berstatus "merah" karena sering muncul gangguan keamanan dari kelompok bersenjata di Papua.

Tak heran jika sesaat setelah Presiden Joko Widodo tiba di kota Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, menjelang akhir tahun lalu, anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) pun menanyakan siapa sosok berpakaian seperti warga biasa, dan bukan dinas, yang ikut mendampingi Presiden bersama Gubernur Papua Lukas Enembe dan Bupati Nduga Yarius Wijangge serta sejumlah menteri lainnya.

Kecurigaan Paspampres baru pupus setelah diketahui orang tersebut ternyata Malik, Manajer Pelaksana Proyek Jalan Darat Nduga-Wamena, yang bekerja pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Malik memimpin pengerjaan proyek jalan sepanjang 278 kilometer yang melintasi perbukitan dan hutan belukar. Pembangunannya juga melibatkan personel TNI yang juga ikut sekaligus membantu pengamanannya.

Malik mengaku memilih berpakaian biasa daripada harus berpakaian dinas sebagaimana layaknya pejabat di Kementerian PU dan Perumahan Rakyat karena status Nduga yang masih berstatus wilayah rawan akibat masih terjadinya gangguan keamanan.

Maklum, Malik pernah disandera kelompok bersenjata dan harus dibebaskan setelah ditukar dengan uang tebusan senilai Rp 1 miliar.

"Saya berpakaian begini demi keamanan. Jika tidak menyamar, mereka bisa menculik saya lagi. Di sini masih belum aman, terutama bagi pelaksana proyek," tutur Malik.

Bagi Malik, bekerja di daerah rawan memang penuh risiko. Apalagi akses transportasi masih terbatas. Demikian pula sarana pendukung lain yang masih minim, seperti listrik dan alat komunikasi.

Padahal, kawasan Nduga masih berupa hutan, permukimannya pun masih jarang. Jarak tempuh ke pusat keramaian juga sangat jauh.

Namun, Malik justru harus hadir untuk memimpin percepatan pengerjaan jalan penghubung antara Nduga ke Wamena dan kawasan pegunungan tengah Papua.

Akibat statusnya yang "merah", wajar jika dalam kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Nduga dijaga ketat polisi dan TNI. Didampingi Ibu Negara Ny Iriana Joko Widodo beserta dua anaknya, Kahiyang dan Kaesang, Presiden Jokowi mendarat dengan helikopter yang terbang dari Timika.

Penjagaan ketat

Kota Kenyam di Nduga tidak bisa disamakan dengan kota-kota pada umumnya di Pulau Jawa. Kenyam masih belum menjadi sebuah kota karena kawasan tersebut benar-benar baru dibangun menjadi kota.

Sarana infrastruktur jalan dan jembatan serta fasilitas lainnya sama sekali belum memadai. Gedung-gedung pemerintahannya yang tengah dibangun terlihat masih belum siap ditempati.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Diharap Tak Ikuti Putusan MA Terkait Usia Calon Kepala Daerah

KPU Diharap Tak Ikuti Putusan MA Terkait Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Adam Deni Hadapi Sidang Vonis Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Hari Ini

Adam Deni Hadapi Sidang Vonis Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Hari Ini

Nasional
Pentingnya Syarat Kompetensi Pencalonan Kepala Daerah

Pentingnya Syarat Kompetensi Pencalonan Kepala Daerah

Nasional
Nasihat SBY untuk Para Pemimpin Setelah 2014

Nasihat SBY untuk Para Pemimpin Setelah 2014

Nasional
Dulu Jokowi Tak Setujui Gibran Jadi Cawapres, Bagaimana Dengan Kaesang di Pilkada Jakarta?

Dulu Jokowi Tak Setujui Gibran Jadi Cawapres, Bagaimana Dengan Kaesang di Pilkada Jakarta?

Nasional
[POPULER JABODETABEK] Pedagang Pelat Mengaku Enggan Terima Pesanan Pelat Nomor Palsu | Warga Sebut Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah

[POPULER JABODETABEK] Pedagang Pelat Mengaku Enggan Terima Pesanan Pelat Nomor Palsu | Warga Sebut Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah

Nasional
[POPULER NASIONAL] Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur | Tugas Baru Budi Susantono dari Jokowi

[POPULER NASIONAL] Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur | Tugas Baru Budi Susantono dari Jokowi

Nasional
Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Nasional
SYL Ngaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

SYL Ngaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

Nasional
PDI-P Sebut Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro Jaya Upaya Bungkam Suara Kritis

PDI-P Sebut Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro Jaya Upaya Bungkam Suara Kritis

Nasional
Apresiasi Perwira Inovatif, Annual Pertamina Awards Ke-14 Resmi Dibuka

Apresiasi Perwira Inovatif, Annual Pertamina Awards Ke-14 Resmi Dibuka

Nasional
Bertanya ke Saksi, SYL Tegaskan Bagikan Sembako hingga Sewa Pesawat untuk Kepentingan Masyarakat

Bertanya ke Saksi, SYL Tegaskan Bagikan Sembako hingga Sewa Pesawat untuk Kepentingan Masyarakat

Nasional
162.961 Jemaah Haji Sudah Tiba di Arab Saudi, 36 Wafat

162.961 Jemaah Haji Sudah Tiba di Arab Saudi, 36 Wafat

Nasional
34 dari 37 WNI yang Berhaji Tanpa Visa Haji Dibebaskan dan Dipulangkan ke Tanah Air

34 dari 37 WNI yang Berhaji Tanpa Visa Haji Dibebaskan dan Dipulangkan ke Tanah Air

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com