Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Lima Alasan Petahana Menang Pilkada Versi LSI

Kompas.com - 10/12/2015, 16:55 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Ardian Sopa, mengatakan, sebanyak 70 persen dari total 21 wilayah yang dilakukan hitung cepat oleh LSI saat pilkada serentak dimenangi oleh petahana.

Menurut Ardian, setidaknya ada lima alasan calon kepala daerah petahana cenderung dipilih oleh masyarakat.

Salah satunya adalah karena kinerja petahana selama memimpin dipersepsikan berhasil dan memuaskan.

Namun, tak semua petahana yang kembali terpilih dianggap memiliki kinerja yang baik selama memimpin.

Menurut Ardian, faktor petahana dipilih tidak hanya dari faktor tersebut, tetapi juga dipengaruhi empat faktor lainnya.

"Keungulan petahana kalau dipetakan tidak hanya di persepsi kepuasan. Kalau satu faktor tidak berhasil, masih ada faktor lain," kata Ardian di Kantor LSI Jalan Pemuda, Jakarta Timur, Kamis (10/12/2015).

Empat faktor lainnya, menurut Ardian, adalah popularitas, kemampuan petahana menjangkau semua segmen pemilih, kemampuan petahana menggerakkan tokoh informal maupun formal (termasuk birokrasi), dan petahana lebih siap secara finansial.

"Bisa jadi lebih dikenal dibanding calon-calon lain. Orang akan lebih memilih yang sudah ada. Meskipun (kinerja) belum baik, tapi masih bisa diperbaiki, terutama jika lawannya tidak bisa memberi harapan perbaikan," ujar Ardian.

Ia memaparkan, calon petahana cenderung tidak mungkin kalah, kecuali jika ada dua syarat terpenuhi. Syarat pertama adalah jika petahana tersebut dianggap gagal memimpin daerahnya.

"Kalau kinerja buruk, tapi belum dianggap gagal, maka masih berpeluang menang," kata dia.

Adapun syarat kedua adalah ada kandidat lain yang oleh masyarakat dianggap lebih mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi di daerah tersebut.

"Kalau dua syarat ini terpenuhi, bisa jadi petahana tidak melenggang," kata Ardian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com