JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Willy Aditya mengklaim bahwa partainya tidak pernah meminta uang mahar kepada kandidat kepala daerah dalam persiapan pilkada setentak 2015.
Menurut Willy, partainya justru mengeluarkan biaya puluhan miliar rupiah untuk membiayai survei elektabilitas calon kepala daerah.
"Kita ingin mereka (calon kepala daerah) tidak membayar sedikit pun uang mahar. Kami akan pecat kader yang terbukti menerima uang mahar," ujar Willy yang juga sebagai Sekretaris Tim Pemenangan Pemilu Partai Nasdem, dalam diskusi yang digelar Sinyal Sosial di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (19/11/2015).
Menurut Willy, Partai Nasdem selalu menggunakan data hasil kajian ilmiah dalam merekrut calon-calon kepala daerah.
Meski mengeluarkan dana yang tidak sedikit, menurut dia, hasil penelitian lembaga survei sangat berpengaruh bagi partai dalam mengetahui tingkat popularitas dan elektabilitas kandidat kepala daerah.
"Bahkan, ada satu daerah yang kami survei sampai empat kali. Maka keputusan kami berdasarkan tren positif kandidat. Banyak yang akhirnya pindah ke Nasdem karena hal ini," kata Willy.
Willy menegaskan bahwa lembaga survei berbeda dengan lembaga konsultan pemenangan pemilu.
Melalui lembaga survei, partai dapat mengetahui peta kekuatan kandidat, cara berkampanye, dan mengetahui segmentasi mana yang perlu ditekankan dalam pemilihan calon kepala daerah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.