Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Kebiri bagi Pemerkosa Anak

Kompas.com - 03/11/2015, 15:43 WIB

Oleh: Bagong Suyanto

JAKARTA, KOMPAS - Batas kesabaran terhadap pelaku tindak kekerasan seksual terhadap anak tampaknya sudah benar-benar habis. Tak kurang dari Presiden Joko Widodo sendiri kabarnya setuju jika pelaku pemerkosaan terhadap anak mendapat tambahan hukuman berat.

Selain ancaman penjara, pemerkosa anak juga akan disuntik kebiri. Pemerintah dikabarkan tengah menyusun draf peraturan pemerintah pengganti undang-undang untuk merealisasikan usulan pengebirian bagi pelaku tindak kejahatan seksual atas anak.

Dalam jumpa pers yang dilakukan di Kantor Presiden, 20 Oktober 2015, pemerintah memahami bahwa tindak kekerasan seksual terhadap anak sering kali menimbulkan rasa traumatis yang luar biasa pada korban.

Untuk mencegah atau minimal membuat pelaku paedofilia jera, pemerintah dalam waktu dekat diharapkan sudah bisa mengeluarkan perppu yang mengesahkan tindak kebiri bagi seseorang yang terbukti secara hukum melakukan pemerkosaan terhadap anak di bawah umur.

Penderitaan korban

Secara umum yang dimaksud tindak pemerkosaan adalah hubungan seksual yang dilakukan secara paksa dan merugikan pihak korban.

Pemerkosaan dapat didefinisikan sebagai suatu usaha melampiaskan nafsu seksual oleh seseorang (lelaki) terhadap seseorang korban (biasanya perempuan) dengan cara yang menurut moral dan/atau hukum yang berlaku adalah melanggar (Wignjosoebroto, 1997).

Sementara itu, Brownmiller (1975) mendefinisikan pemerkosaan sebagai pemaksaan terjadinya hubungan seks terhadap perempuan tanpa persetujuan ataupun tanpa kehendak yang disadari oleh perempuan itu.

Pemerkosaan terhadap anak adalah salah satu bentuk dari tindak kekerasan kejahatan yang meresahkan. Dampaknya bukan sekadar terjadi luka fisik, melainkan luka psikologis yang akan dibawa dalam pikiran korban hingga ia meninggal dunia.

Tindak pemerkosaan adalah puncak dari tindak pelecehan seksual yang paling mengerikan.

Berbeda dengan tindak kekerasan lain, seperti korban penjambretan, pemukulan, atau penipuan, tindak pemerkosaan menimbulkan luka traumatis yang mendalam, terlebih jika korban anak di bawah umur.

Bagi anak-anak korban tindak pemerkosaan dan kemudian dibunuh, mereka sesungguhnya bisa dikatakan tergolong "beruntung" karena penderitaannya telah berakhir ketika mereka tewas.

Namun, bagi anak-anak korban pemerkosaan yang terselamatkan atau dibiarkan hidup oleh pelakunya, mereka mengalami tekanan dan penderitaan yang seolah tak berujung batas karena pengalaman traumatis yang dialaminya.

Dalam berbagai kasus, anak yang jadi korban pemerkosaan biasanya akan stres yang berkepanjangan, dan bahkan tidak mustahil tumbuh dengan mental yang disorder.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Basuki Bakal Putus Status Tanah IKN Usai Jadi Plt Kepala Otorita, Mau Dijual atau Disewakan

Basuki Bakal Putus Status Tanah IKN Usai Jadi Plt Kepala Otorita, Mau Dijual atau Disewakan

Nasional
Pemerintah Lanjutkan Bantuan Pangan Beras, tapi Tak Sampai Desember

Pemerintah Lanjutkan Bantuan Pangan Beras, tapi Tak Sampai Desember

Nasional
Saksi Sebut Penyidik KPK Sita Uang Miliaran Usai Geledah Kamar SYL

Saksi Sebut Penyidik KPK Sita Uang Miliaran Usai Geledah Kamar SYL

Nasional
PAN Tak Masalah Tim Sinkronisasi Prabowo Hanya Diisi Orang Gerindra

PAN Tak Masalah Tim Sinkronisasi Prabowo Hanya Diisi Orang Gerindra

Nasional
Istana Sebut Wakil Kepala Otorita IKN Sudah Lama Ingin Mundur

Istana Sebut Wakil Kepala Otorita IKN Sudah Lama Ingin Mundur

Nasional
Bambang Susantono Tak Jelaskan Alasan Mundur dari Kepala Otorita IKN

Bambang Susantono Tak Jelaskan Alasan Mundur dari Kepala Otorita IKN

Nasional
Soal Tim Sinkronisasi Prabowo, PAN: Itu Sifatnya Internal Gerindra, Bukan Koalisi Indonesia Maju

Soal Tim Sinkronisasi Prabowo, PAN: Itu Sifatnya Internal Gerindra, Bukan Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Survei Litbang 'Kompas': 58,7 Persen Responden Anggap Penambahan Kementerian Berpotensi Tumpang-Tindih

Survei Litbang "Kompas": 58,7 Persen Responden Anggap Penambahan Kementerian Berpotensi Tumpang-Tindih

Nasional
Survei Litbang “Kompas”: Jumlah Kementerian Era Jokowi Dianggap Sudah Ideal

Survei Litbang “Kompas”: Jumlah Kementerian Era Jokowi Dianggap Sudah Ideal

Nasional
Gus Yahya Sebut PBNU Siap Kelola Tambang dari Negara

Gus Yahya Sebut PBNU Siap Kelola Tambang dari Negara

Nasional
Jokowi Tunjuk Basuki Hadimuljono Jadi Plt Kepala Otorita IKN

Jokowi Tunjuk Basuki Hadimuljono Jadi Plt Kepala Otorita IKN

Nasional
Pengamat: Anies Bisa Ditinggalkan Pemilihnya jika Terima Usungan PDI-P

Pengamat: Anies Bisa Ditinggalkan Pemilihnya jika Terima Usungan PDI-P

Nasional
Hadiri Kuliah Umum di UI, Hasto Duduk Berjejer dengan Rocky Gerung dan Novel Baswedan

Hadiri Kuliah Umum di UI, Hasto Duduk Berjejer dengan Rocky Gerung dan Novel Baswedan

Nasional
Survei Litbang “Kompas”: 34 Persen Responden Setuju Kementerian Ditambah

Survei Litbang “Kompas”: 34 Persen Responden Setuju Kementerian Ditambah

Nasional
Putusan MA: Lukai Akal dan Kecerdasan

Putusan MA: Lukai Akal dan Kecerdasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com