Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadli Zon: Ekonomi Terpuruk di Bawah Jokowi, Rakyat Makin Sulit

Kompas.com - 20/10/2015, 16:41 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai kinerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla selama satu tahun masih jauh dari memuaskan. Fadli khususnya menyoroti kinerja pemerintah di bidang ekonomi.

"Dilihat dari berbagai indikator, situasi ekonomi terpuruk," kata Fadli dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (20/10/2015).

Fadli mencatat, saat ini, pertumbuhan ekonomi di bawah 4,6 persen, padahal janji kampanye di atas 7 persen. Nilai tukar dollar yang dijanjikan akan berada di bawah Rp 10.000 justru meroket di atas Rp 14.000 per dollar AS.

Mengutip data Badan Pusat Statistik, Fadli mencatat, angka kemiskinan juga meningkat. Pada Maret 2015, BPS mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,59 juta orang, bertambah 860.000 orang dibanding kondisi September 2014 yang mencapai 27,73 juta orang. Padahal, ukuran itu masih memakai standar konservatif garis kemiskinan di bawah 1 dollar AS per hari.

Jika batas garis kemiskinan dinaikkan 2 dollar AS per hari, jumlah orang miskin lebih dari 50 persen penduduk Indonesia.

Utang luar negeri, lanjut Fadli, juga terus bertambah. Bank Indonesia mencatat, posisi utang asing Indonesia pada akhir Februari 2015 ialah 298,9 miliar dollar AS atau setara Rp 3.832 triliun. Angka itu naik 9,4 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu.

Target dan janji menurunkan kesenjangan gini ratio menjadi 0,36 dari 0,41 semakin sulit. Buruknya ekonomi ini juga, lanjut dia, ditandai banyaknya pemutusan hubungan kerja. Ratusan ribu tenaga kerja kehilangan pekerjaan pada satu tahun Jokowi. Beda dengan janji kampanye yang akan membuka 15 juta lapangan pekerjaan baru.

"Sejak awal, pemerintahan Jokowi sudah mengecewakan. Subsidi BBM dicabut walaupun harga minyak dunia saat itu sedang turun. Efeknya harga komoditas pasar juga mengalami peningkatan. Rakyat semakin sulit," ujar Wakil Ketua Umum Gerindra ini.

Kartu Indonesia Pintar dan Sehat, lanjut Fadli, memang sudah diluncurkan untuk membantu masyarakat miskin. Namun, dia menilai itu bukan program baru, melainkan hanya modifikasi dari program pemerintah sebelumnya.

"Tidak dapat dikatakan sebagai capaian strategis, kecuali ganti nama dan casing saja. Hanya gimmick," ucapnya.

Kompas Video Satu Tahun Jokowi - JK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Bertemu PM Baru Singapura, Janji Lanjutkan Kerja Sama Bilateral

Prabowo Bertemu PM Baru Singapura, Janji Lanjutkan Kerja Sama Bilateral

Nasional
PDI-P Pertimbangkan Usung Anies di Jakarta jika Diusulkan Akar Rumput

PDI-P Pertimbangkan Usung Anies di Jakarta jika Diusulkan Akar Rumput

Nasional
Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

Nasional
Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

Nasional
PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

Nasional
Profil Thomas Djuwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

Profil Thomas Djuwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

Nasional
Simbol Kedaulatan Energi, Jokowi Peringati Hari Lahir Pancasila di Blok Rokan, Dumai

Simbol Kedaulatan Energi, Jokowi Peringati Hari Lahir Pancasila di Blok Rokan, Dumai

Nasional
Lewat FGD, Dompet Dhuafa Berupaya Revitalisasi Budaya Lokal sebagai Sarana Pemberdayaan Masyarakat

Lewat FGD, Dompet Dhuafa Berupaya Revitalisasi Budaya Lokal sebagai Sarana Pemberdayaan Masyarakat

Nasional
PDI-P Bantah Ingin Pecah Belah Jokowi-Prabowo

PDI-P Bantah Ingin Pecah Belah Jokowi-Prabowo

Nasional
Kunjungan ke China, Puan Diskusikan Isu Gender bersama Parlemen Chengdu

Kunjungan ke China, Puan Diskusikan Isu Gender bersama Parlemen Chengdu

Nasional
Demokrat Belum Lirik Kaesang untuk Cagub Jakarta, Fokus Cari Cawagub

Demokrat Belum Lirik Kaesang untuk Cagub Jakarta, Fokus Cari Cawagub

Nasional
Hasto Sebut Megawati Tidak Fit karena Kurang Tidur

Hasto Sebut Megawati Tidak Fit karena Kurang Tidur

Nasional
Jokowi Peringatkan Israel untuk Berhenti Serang Palestina

Jokowi Peringatkan Israel untuk Berhenti Serang Palestina

Nasional
Minta Polri Jelaskan Motif Penguntitan, Anggota DPR: Jampidsus Bukan Teroris

Minta Polri Jelaskan Motif Penguntitan, Anggota DPR: Jampidsus Bukan Teroris

Nasional
Jokowi Usahakan Bansos Beras Lanjut sampai Desember 2024, Beri Isyarat Anggaran Cukup

Jokowi Usahakan Bansos Beras Lanjut sampai Desember 2024, Beri Isyarat Anggaran Cukup

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com