Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moeldoko dan Hubungan TNI-SAF

Kompas.com - 25/09/2015, 15:08 WIB

SINGAPURA, KOMPAS - Pasukan bersenjata berbaris memasuki halaman Istana Singapura, Selasa (22/9) siang. Tak berapa lama, Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal (Purn) Moeldoko berkeliling menginspeksi pasukan berseragam putih-hitam tersebut.

Acara itu, rangkaian dari pemberian penghargaan Darjah Utama Bakti Cemerlang (tentera) dari Pemerintah Singapura kepada Moeldoko. Dengan disaksikan puluhan pimpinan serta anggota militer Singapura, termasuk Menteri Pertahanan Singapura Ng N Heng, Presiden Singapura Tony Tan Kang Yam menyematkan penghargaan itu kepada Moeldoko yang merupakan lulusan terbaik Akademi Militer RI tahun 1981.

Darjah Utama Bakti Cemerlang (tentera) merupakan penghargaan militer tertinggi Pemerintah Singapura. Penghargaan ini awalnya hanya untuk tentara Singapura berprestasi. Namun, sejak tahun 2003, penghargaan itu juga diberikan untuk tokoh militer negara sahabat.

Hingga saat ini, baru ada 14 tokoh militer di luar Singapura yang menerima penghargaan itu. Mereka berasal dari Australia, Brunei, Selandia Baru, Thailand, Amerika Serikat, dan Indonesia.

Khusus untuk Indonesia, Moeldoko merupakan tokoh militer kedua yang menerima bintang kehormatan tersebut. Pada tahun 2009, penghargaan serupa diterima Panglima TNI (saat itu) Jenderal Djoko Santoso.

Sementara bagi Moeldoko, Darjah Utama Bakti Cemerlang (tentera) merupakan penghargaan kedua yang diterimanya dari Pemerintah Singapura. Sebelumnya pada 2013, Moeldoko menerima anugerah Pingat Jasa Gemilang dari Menteri Pertahanan Singapura.

Eratkan hubungan

Saat upacara penyematan Darjah Utama Bakti Cemerlang dijelaskan, penghargaan itu diberikan kepada Moeldoko atas perannya sebagai Panglima TNI 2013-2015. Moeldoko dinilai berhasil membina hubungan baik antara TNI dan angkatan bersenjata Singapura (SAF).

Hubungan baik itu antara lain terlihat dari digelarnya latihan bersama TNI dan SAF hingga beberapa kali. Latihan itu misalnya Safkar Indopura, yang merupakan latihan bersama TNI Angkatan Darat dengan SAF di Magelang, Jawa Tengah, November 2014. Pada Desember 2014, TNI Angkatan Udara dengan SAF juga menggelar latihan bertajuk Indopura Elang di Pekanbaru, Riau.

TNI dan SAF juga berpartisipasi dalam pertemuan menteri pertahanan ASEAN yang disertai dengan latihan bersama kontra-terorisme. Angkatan bersenjata kedua negara juga bekerja sama dalam sejumlah operasi pertahanan dan keamanan, seperti patroli di Selat Malaka.

Pemerintah Singapura meyakini berbagai kerja sama TNI dan SAF merupakan upaya Moeldoko mempererat hubungan Indonesia-Singapura.

Peran Moeldoko dalam mempererat hubungan Indonesia-Singapura juga disampaikan Duta Besar RI untuk Singapura Andri Hadi. "Bukan hanya hubungan baik di antara militer kedua negara, tetapi juga people to people. Banyak tentara Singapura bersekolah di Indonesia, demikian sebaliknya," tuturnya.

Menurut Moeldoko, diplomasi di bidang pertahanan memang sangat diperlukan. TNI harus menjaga hubungan baik dengan angkatan bersenjata negara lain. (Anita Yossihara)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 September 2015, di halaman 5 dengan judul "Moeldoko dan Hubungan TNI-SAF".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com