Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Busyro: Politik Uang Dampak dari Penurunan Kualitas Demokrasi

Kompas.com - 07/08/2015, 21:04 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Busyro Moqoddas menilai bahwa praktik politik uang yang sering terjadi pada pemilu, termasuk pilkada, merupakan dampak dari kualitas demokrasi.

"Penurunan kualitas demokrasi ini merupakan proses yang panjang dan saling terkait, dimulai dari tata kelola ketatanegeraan," kata Busyro Muqoddas di lokasi Muktamar Muhammadiyah di kampus Universitas Muhammadiyah Makassar, Jumat (7/8/2015).

Menurut Busyro, jika mencermati tata kelola ketatanegaraan meliputi, eksekutif, legislatif, dan yudikatif, banyak yang melahirkan kebijakan yang tercerabut dari amanah konstitusi. Padahal, kata dia, kontitusi mengamanahkan melindungi segenap warga negaranya, negara, serta kekayaan alam dikelola untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.

Namun realitasnya, kata dia, banyaknya aturan perundangan dan kebijakan, yang tercerabut dari amanah konstitusi pasar dikendalikan oleh kekuatan kapital. Hal ini pun berdampak pada rakyat yang mengalami marjinalisasi.

"Padahal, hak-hak rakyat dijamin oleh konstitusi dan konvensi HAM Internasional," kata Busyro.

Mantan pimpinan KPK ini menambahkan, pasar dikendalikan oleh kekuatan kapital ini, dari pendekatan politik memberikan dampak proses politik belum bisa bebas dari praktik politik uang, oligarki politik, dan politik dinasti.

Busyro menegaskan, posisi Muhammadiyah adalah merespons seluruh persoalan ketatanegaraan yang menjadi misi Muhammadiyah dalam dakwah konstitusi. Menurut dia, Muhammadiyah juga sudah menginventarisasi aturan perundangan dan mencatat ada sebanyak115 UU yang tidak pro-rakyat, di antaranya UU tentang Minerba yang sudah dbatalkan oleh Mahkamah Konstitusi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Jadi Ke-731, Surabaya Catatkan Rekor MURI Pembentukan Pos Bantuan Hukum Terbanyak Se-Indonesia

Hari Jadi Ke-731, Surabaya Catatkan Rekor MURI Pembentukan Pos Bantuan Hukum Terbanyak Se-Indonesia

BrandzView
Tinjau Fasilitas Pipa Gas Cisem, Dirtekling Migas ESDM Tekankan Aspek Keamanan di Migas

Tinjau Fasilitas Pipa Gas Cisem, Dirtekling Migas ESDM Tekankan Aspek Keamanan di Migas

Nasional
Jokowi Resmikan Sistem Pengelolaan Air di Riau Senilai Rp 902 Miliar

Jokowi Resmikan Sistem Pengelolaan Air di Riau Senilai Rp 902 Miliar

Nasional
Megawati Didampingi Ganjar dan Mahfud Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

Megawati Didampingi Ganjar dan Mahfud Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

Nasional
Jelang Idul Adha, Dompet Dhuafa Terjunkan Tim QC THK untuk Lakukan Pemeriksaan Kualitas dan Kelayakan Hewan Ternak

Jelang Idul Adha, Dompet Dhuafa Terjunkan Tim QC THK untuk Lakukan Pemeriksaan Kualitas dan Kelayakan Hewan Ternak

Nasional
Buronan Thailand yang Ditangkap di Bali Pakai Nama Samaran Sulaiman

Buronan Thailand yang Ditangkap di Bali Pakai Nama Samaran Sulaiman

Nasional
Pansel Bakal Cari 10 Nama Capim KPK untuk Diserahkan ke Jokowi

Pansel Bakal Cari 10 Nama Capim KPK untuk Diserahkan ke Jokowi

Nasional
Kritik Putusan MA, PDI-P: Harusnya Jadi Produk DPR, bukan Yudikatif

Kritik Putusan MA, PDI-P: Harusnya Jadi Produk DPR, bukan Yudikatif

Nasional
Projo Beri Sinyal Jokowi Pimpin Partai yang Sudah Eksis Saat Ini

Projo Beri Sinyal Jokowi Pimpin Partai yang Sudah Eksis Saat Ini

Nasional
Projo Minta PDI-P Tidak Setengah Hati Jadi Oposisi

Projo Minta PDI-P Tidak Setengah Hati Jadi Oposisi

Nasional
Tuding PDI-P Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo, Projo: Taktik Belah Bambu

Tuding PDI-P Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo, Projo: Taktik Belah Bambu

Nasional
Projo Ungkap Isi Pembicaraan dengan Jokowi soal Langkah Politik Kaesang di Pilkada

Projo Ungkap Isi Pembicaraan dengan Jokowi soal Langkah Politik Kaesang di Pilkada

Nasional
Ada 'Backlog' Pemilikan Rumah, Jadi Alasan Pemerintah Wajibkan Pegawai Swasta Ikut Tapera

Ada "Backlog" Pemilikan Rumah, Jadi Alasan Pemerintah Wajibkan Pegawai Swasta Ikut Tapera

Nasional
Jaga Keanekaragaman Hayati, Pertamina Ajak Delegasi ASCOPE ke Konservasi Penyu untuk Lepas Tukik

Jaga Keanekaragaman Hayati, Pertamina Ajak Delegasi ASCOPE ke Konservasi Penyu untuk Lepas Tukik

Nasional
Projo Mengaku Belum Komunikasi dengan Kaesang Soal Pilkada

Projo Mengaku Belum Komunikasi dengan Kaesang Soal Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com