Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Agama: Jangan Terpancing untuk Balas Dendam

Kompas.com - 20/07/2015, 12:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin, mengimbau masyarakat Indonesia untuk tidak terpancing balas dendam terkait insiden di Tolikara, Papua.

"Saya mengimbau dan memohon kepada semua umat beragama melalui para tokoh agama untuk bisa menahan diri, tidak terprovokasi, serta tidak terpancing untuk melakukan tindakan-tindakan pembalasan," kata pria berusia 52 tahun ini saat ditemui di Jakarta Selatan, Minggu (19/7/2015).

Kalau masyarakat terprovokasi hingga terpancing emosinya, imbuh Lukman, itu semua hanya menguntungkan pihak-pihak yang ingin memperkeruh suasana.

"Karena semua itu justru akan menguntungkan pihak-pihak yang ingin memperkeruh, yang ingin membenturkan antar umat beragama," ucapnya.

Lukman berpendapat, pada dasarnya setiap agama selalu mengajarkan ajaran-ajaran kedamaian, kasih sayang, dan kerukunan.

"Saya pikir semua agama mendambakan hal itu," tutup Lukman.

Sebelumnya diberitakan,

Staf Khusus Presiden Lanis Kogoya menyesalkan insiden di Tolikara, Papua, pada Jumat (17/7/2015) pagi. Dia menyebut, baru kali ini ada konflik bernuansa agama di tanah Papua.

"Pengalaman saya sampai detik ini, di Papua tak pernah terjadi konflik agama. Tak pernah sekali pun. Kalau perang suku sering," ujar dia saat jumpa pers di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Sabtu (18/7/2015).

Sejak masih anak-anak, kata Lenis, masyarakat Papua telah dihadapkan oleh keberagaman agama. Lenis mencontohkan dirinya sendiri yang beragama Kristen, tetapi dibesarkan oleh saudara-saudaranya yang Muslim. (Baca: Dirjen Bimas Kristen: Kami Mohon Maaf atas Peristiwa di Tolikara)

"Saat ada syukuran, justru yang Muslim dan Kristen sama-sama berdoa. Soal kebersamaan umat agama tidak ada masalah selama ini," ujar dia.

Pihak Istana, kata Lenis, menganggap insiden tersebut sebagai musibah. Lenis masih menunggu kronologi detail insiden tersebut sambil menyusun persiapan mediasi kedua belah pihak yang berkonflik, akhir Juli 2015 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com