Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Demokrat Masih Permasalahkan Menteri ESDM yang Salahkan SBY

Kompas.com - 22/05/2015, 22:47 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat masih mempermasalahkan pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said yang menyalahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait persoalan pembubaran Petral dan pemberantasan mafia migas.

Anggota Fraksi Partai Demokrat Willem Wandik mengatakan, Sudirman Said tidak menggambarkan sikap seorang penyelenggara negara yang bertanggung-jawab. Justru sebaliknya Sudirman dianggap memperkeruh suasana dan melempar wacana yang menimbulkan fitnah dan pencemaran nama baik.

"Seharunya sebagai seorang menteri yang memegang otoritas di sektor migas lebih mengutamakan kinerja dan fokus menemukan solusi konkret untuk menuntaskan persoalan mafia migas yang telah lama menjadi masalah nasional," kata Willem di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (22/5/2015).

Willem juga menyarankan, seharusnya pembantu presiden menuntaskan persoalan mafia migas, bukan membuat kegaduhan. Padahal Presiden Jokowi sudah berupaya membentuk unit khusus yang fokus mengkaji persoalan mafia migas, yang didalamnya termasuk melibatkan pihak Kementerian ESDM.

Akan tetapi, sebaliknya, Menteri ESDM tidak bekerja tidak sesuai dengan harapan Presiden dan antiklimaks dengan harapan publik.

“Yang ada seolah-olah mencari alasan pembenaran dan tidak mau disalahkan oleh publik. Pihak Kementerian ESDM justru sibuk mencari-cari alibi atas kegagalan menertibkan sektor migas yang telah lama menjadi diobyekan para mafia migas nasional maupun internasional,” ucap Anggota Komisi V DPR ini.

Menurut Willem, kinerja Menteri ESDM saat ini masih dipertanyakan, di antaranya masalah mafia migas yang sampai hari ini masih menjadi polemik terkait kinerja tugas, pokok dan fungsinya. Pembubaran Petral diyakini tidak akan semerta-merta menghapus mafia migas.

Persoalan lainnya yang masih menuai polemik diantaranya persoalan pembangunan smelter PT Freeport yang seharusnya berpihak pada pembangunan di Papua, yang merupakan daerah penghasil tambang.

“Para pembantu Presiden di jajaran Kabinet Kerja saat ini, termasuk para Menteri tidak terkecuali Menteri ESDM, terlihat gagap dan tidak mampu menterjemahkan pikiran-pikiran Presiden. Sehingga sejumlah sasaran penuntasan persoalan berbangsa dan bernegara mendapatkan treatment yang keliru, dan terkesan mengalami sub-ordinasi,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com