JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo melakukan ground breaking pembangunan Rumah Sakit Angkatan Darat Moh Ridwan Meureksa di kawasan Pinang Ranti, Jakarta Timur, Rabu (13/5/2015). Peletakan batu pertama oleh Jokowi itu menandai pembangunan rumah sakit baru yang sudah diidamkan TNI AD sejak tahun 1986 tersebut.
Presiden Jokowi berharap agar pembangunan rumah sakit itu tidak hanya memberikan manfaat bagi prajurit tetapi juga masyarakat.
"Karena di dekat rumah sakit ini, seperti di rumah sakit sebelumnya, dimanfaatkan rakyat. Di sini pun akan dimanfaatkan oleh BPJS yang merupakan perluasan dari program jaminan kesehatan nasional," ujar Jokowi.
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo mengungkapkan bahwa pembangunan rumah sakit baru ini sebenarnya sudah dinantikan sejak tahun 1986. Menurut dia, pembangunan rumah sakit yang sempat tertunda itu kini direalisasikan karena dipicu kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan melalui program Kartu Indonesia Sehat.
Dengan adanya rumah sakit baru ini, Gatot menyatakan, akan memudahkan akses bagi para prajurit.
"Jika sebelumnya di tengah kota (RSPAD Gatot Subroto), kini ada di sini yang jaraknya lebih dekat dengan asrama prajurit Kopassus, Brigif 1 Jaya Sakti, dan Kostrad. Ini sangat membantu karena meringankan ongkos yang harus dikeluarkan prajurit," ucap dia.
Selain itu, RSPAD Gatot Subroto yang hanya memiliki luas 15.000 meter persegi dianggap tak lagi layak untuk menampung pasien yang bertambah setiap harinya.
Pada saat sebelum adanya KIS, Gatot menyebutkan pasien yang ditampung rumah sakit itu mencapai 400 orang. Setelah ada pelayanan kesehatan gratis jumlah pasien meningkat menjadi 1.000 orang. Dengan adanya rumah sakit baru, maka akan meringankan beban RSPAD Gatot Subroto.
Adapun RS Moh. Ridwan Meureuksa ini memiliki luas 2,6 hektar yang merupakan tanah hibah dari Yayasan Harapan Kita pada tahun 2003. Nantinya akan dibangun rumah sakit 4 lantai yang terdiri dari ruangan ICU dan spesialis, poliklinik, hingga fasilitas rawat inap. Pembangunannya diperkirakan memakan waktu 2-3 tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.