Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangan Novel Baswedan Diikat Tali Saat Dibawa ke Mako Brimob

Kompas.com - 01/05/2015, 12:23 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Penyidik Bareskrim Polri memutuskan menahan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Jumat (1/5/2015). Novel ditahan setelah menjalani pemeriksaan selama 10 jam di Bareskrim.

Saat keluar dari Gedung Bareskrim sekitar pukul 11.15 WIB untuk dibawa ke Mako Brimob, Novel terlihat dikawal dua petugas berpakaian bebas dengan senjata lengkap. Ia mengenakan baju tahanan berwarna oranye dengan nomor 150 dalam kondisi tangan diikat tali. Tak ada satu pun pernyataan yang dilontarkan Novel.

Saat ditanya apakah akan ditahan, Novel hanya memejamkan sejenak matanya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Novel juga hanya mengangguk saat ditanya apakah dia akan dibawa ke Mako Brimob Kelapa Dua.

Setelah itu, petugas langsung membawa Novel ke kursi tengah mobil Daihatsu Xenia silver dengan nomor polisi B 1216 ADE. Dua petugas tampak duduk mengapit Novel. Sementara di kursi depan terdapat satu pengemudi dan petugas lainnya yang mengenakan baju kotak-kotak berwarna biru.

Setelah memastikan seluruh tim siap, petugas kemudian berangkat membawa Novel ke Mako Brimob.

Pengacara Novel, Muji Kartika Rahayu, mengatakan, kliennya ditahan karena sebelumnya menolak untuk menjalani pemeriksaan di Mako Brimob. Novel menolak karena hal tersebut tak sesuai dengan surat yang dilayangkan penyidik bahwa pemeriksaan akan dilakukan di Bareskrim Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com