Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Pakar, Kombinasi Trah Soekarno Dianggap Tak Pas Jadi Pemimpin PDI-P

Kompas.com - 22/03/2015, 15:21 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Para pakar tidak menghendaki kombinasi Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PDI-P dari trah Soekarno. Kedua jabatan itu sebaiknya diserahkan kepada fungsionaris partai yang tidak memiliki hubungan keluarga dengan Soekarno.

Demikian hasil survei pakar dan opinion leader yang dilakukan Poltracking Indonesia baru-baru ini, menyongsong penyelenggaraan kongres PDI-P bulan depan. Dalam survei itu, ada 9 tokoh PDI-P yang dinilai sebagai calon pimpinan partai. Tiga orang di antaranya merupakan trah Soekarno, yakni Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri dan kedua anak Megawati, yakni Puan Maharani dan Prananda Prabowo.

"Para pakar justru menilai bahwa kombinasi dengan variabel trah Soekarno dinilai tidak tepat atau relevan untuk kepemimpinan partai ke depan," kata Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yudha di Hotel Sofyan, Jakarta, Minggu (22/3/2015).

Dari hasil survei, tampak bahwa variabel ideal untuk sekjen dan ketua umum PDI-P berasal dari fungsionaris partai. Variabel sesama trah Soekarno mendapat resistensi paling besar, tingkat dukungan sebesar nol persen.

Variabel gabungan trah Soekarno sebagai ketum dan fungsionaris PDI-P sebagai sekjen mendapat dukungan sebanyak 11,76 persen. Adapun variabel gabungan di mana fungsionaris PDI-P sebagai ketum dan keturunan Soekarno sebagai sekjen mendapat dukungan 18,38 persen.

Hanta mengatakan, hasil survei terkait generasi kepemimpinan yang sesuai dengan PDI-P menunjukkan, sebanyak 66,7 persen pakar menyetujui bahwa usia 46-55 tahun paling sesuai memimpin partai pemenang Pemilu 2014 tersebut. Calon pimpinan dengan usia 35-45 tahun mendapat dukungan 23,7 persen sedangkan umur 56-65 tahun sebanyak 9,6 persen. Tidak ada yang merekomendasikan calon berusia 65 tahun ke atas karena usia itu dinilai paling tidak sesuai dengan generasi kepemimpinan.

Poltracking melakukan riset mulai Desember 2014 hingga Februari 2015 dengn responden dari Jakarta dan beberapa daerah lain di Indonesia. Riset dilakukan melalui meta analisis dari pemberitaan media massa maupun hasil survei sejenis, dilanjutkan dengan focus group discussion (FGD) serta penilaian dari para pakar dan tokoh. Jumlah juri penilai dari riset ini adalah 200 pakar yang tersebar di Indonesia. (Ferdinand Waskita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lawatan ke Perancis, KSAU Tinjau Produksi Teknologi Radar GCI yang Bakal Perkuat TNI AU

Lawatan ke Perancis, KSAU Tinjau Produksi Teknologi Radar GCI yang Bakal Perkuat TNI AU

Nasional
Usul Bentuk Satgas, Sukamta: Kalau Tidak Merasa Bersalah Atas Kehilangan Data, Berarti Penyelenggara Negara Sakit

Usul Bentuk Satgas, Sukamta: Kalau Tidak Merasa Bersalah Atas Kehilangan Data, Berarti Penyelenggara Negara Sakit

Nasional
Serangan Siber Berulang, Anggota DPR Desak BSSN Diisi Sosok Mampu dan Kompeten

Serangan Siber Berulang, Anggota DPR Desak BSSN Diisi Sosok Mampu dan Kompeten

Nasional
Pemerintah dan DPR Sepakat Bawa 26 RUU Kabupaten/Kota ke Rapat Paripurna

Pemerintah dan DPR Sepakat Bawa 26 RUU Kabupaten/Kota ke Rapat Paripurna

Nasional
Banyak Serangan Siber, TB Hasanuddin: Ini Kecelakaan atau Kebodohan Nasional?

Banyak Serangan Siber, TB Hasanuddin: Ini Kecelakaan atau Kebodohan Nasional?

Nasional
PAN Akan Gelar Rakernas, Siapkan Zulhas Jadi Ketua Umum Lagi

PAN Akan Gelar Rakernas, Siapkan Zulhas Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
DPR Heran Tak Ada 'Back Up' Data PDN yang Diserang, BSSN 'Lempar Bola' ke Kominfo

DPR Heran Tak Ada "Back Up" Data PDN yang Diserang, BSSN "Lempar Bola" ke Kominfo

Nasional
Budi Arie Beberkan Kronologi Serangan Siber ke PDN yang Bikin Layanan Lumpuh

Budi Arie Beberkan Kronologi Serangan Siber ke PDN yang Bikin Layanan Lumpuh

Nasional
8 Orang Sudah Daftar Seleksi Capim-Calon Dewas KPK

8 Orang Sudah Daftar Seleksi Capim-Calon Dewas KPK

Nasional
Pastikan Bansos Beras Lanjut Sampai Desember, Jokowi Sebut Anggaran Mencukupi

Pastikan Bansos Beras Lanjut Sampai Desember, Jokowi Sebut Anggaran Mencukupi

Nasional
Jokowi Diminta Jelaskan ke Publik Terkait Peretasan Sistem PDN

Jokowi Diminta Jelaskan ke Publik Terkait Peretasan Sistem PDN

Nasional
Wakil Ketua Komisi III: 82 Anggota DPR Terlibat Judi 'Online', MKD Akan Ambil Sikap

Wakil Ketua Komisi III: 82 Anggota DPR Terlibat Judi "Online", MKD Akan Ambil Sikap

Nasional
Buntut Serangan ke PDN, Menkominfo Bakal Wajibkan Instansi Pemerintah 'Backup' Data

Buntut Serangan ke PDN, Menkominfo Bakal Wajibkan Instansi Pemerintah "Backup" Data

Nasional
Di Abu Dhabi, Polri Tangkap WN China Buronan Kasus Penipuan 800 WNI

Di Abu Dhabi, Polri Tangkap WN China Buronan Kasus Penipuan 800 WNI

Nasional
Emirsyah Satar Dituntut 8 Tahun Penjara di Kasus Pengadaan Pesawat Garuda

Emirsyah Satar Dituntut 8 Tahun Penjara di Kasus Pengadaan Pesawat Garuda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com