JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Amanat Nasional (PAN) mendapat apresiasi karena berhasil menggelar pemilihan ketua umum dalam Kongres IV di Bali. Perhelatan kongres tersebut dianggap berjalan demokratis.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, mengungkapkan, hidupnya kontestasi dalam bursa calon ketua umum merupakan bukti berjalannya proses demokrasi di kongres PAN. Dalam kongres tersebut, Hatta Rajasa kembali maju sebagai calon petahana untuk bersaing dengan Zulkifli Hasan yang menjabat Ketua MPR.
"Berjalan baik, bagus tidak aklamasi," kata Siti saat dihubungi, Senin (2/3/2015).
Siti menuturkan, beberapa insiden yang terjadi saat Kongres IV PAN berlangsung dapat ditoleransi. Insiden serupa bukan tidak mungkin akan terjadi saat partai lain melakukan pemilihan ketua umum.
Siti menyarankan agar semua partai berbenah menjalankan proses demokrasi sesegera mungkin. Tujuannya agar pergantian kepemimpinan tidak memunculkan konflik internal dan memicu sempalan politik.
"Makanya, kader harus dibiasakan dengan kontestasi. Saling menghargai, saling percaya, dan beri peluang berkontestasi secara fair," ujarnya.
Dalam Kongres IV PAN, Zulkifli Hasan terpilih sebagai Ketua Umum PAN setelah mendapatkan 292 suara. Adapun Hatta hanya mendapatkan 286. Empat suara lainnya dinyatakan abstain.
Kongres IV PAN di Bali sempat diwarnai sejumlah insiden. Sebagai ketua umum PAN terpilih, Zulkifli berjanji akan mengakomodasi kubu Hatta Rajasa untuk bersatu membesarkan PAN.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.