JAKARTA, KOMPAS.com - Partai politik di Indonesia dinilai hanya sibuk saat menghadapi pemilihan umum. Kevakuman kerja parpol terjadi setelah pemilu dan ketika tidak ada agenda besar lainnya.
"Partai kita hari ini hanya eksis kalau ada pemilu. Kalau enggak ada pemilu, ya enggak kerja, enggak rapat, enggak ada bakti sosial," kata Kepala Departemen Politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Philips J Vermonte, di Kantor CSIS, Jakarta, Kamis (26/2/2015).
Philips mengatakan, seharusnya semua partai politik menempatkan pemilu sebagai tahap akhir dalam proses politik. Saat tidak ada pemilu, maka semua partai harus tetap bekerja melakukan rekrutmen, kaderisasi, melakukan kajian pada isu yang berhubungan dengan kepentingan publik dan melakukan kegiatan sosial lainnya.
"Itu baru kerja partai sebenarnya," ucap Philips.
Untuk memperkuat pernyataannya, Philips merujuk hasil sensus yang dilakukan CSIS bersama Cyrus Network. Salah satu partai yang ia sebut memiliki kinerja rendah saat tak menghadapi pemilu adalah Partai Amanat Nasional.
Responden yang menjadi target adalah seluruh ketua PAN di 34 provinsi dan di 514 kabupaten/kota. Sensus tersebut mewawancarai ketua PAN di 28 provinsi dan di 484 kabupaten/kota melalui metode tatap muka dengan melibatkan 500 peneliti pada 16-19 Februari 2015.
Hasilnya, sebanyak 24,84 persen ketua PAN di daerah mengatakan tidak pernah menggelar rapat dalam tiga bulan terakhir. Sementara pada Desember 2014, hanya 14,49 persen ketua PAN yang mengaku menggelar rapat.
Angkanya sedikit meningkat pada Februari 2015 yang mencapai 34,16 persen. Peningkatan itu terjadi karena menjelang perhelatan Kongres PAN di Bali pada 28 Februari - 2 Maret 2015.
Sensus yang sama juga dilakukan CSIS-Cyrus Network pada Partai Gerindra, Partai Demokrat, dan PDI Perjuangan. Jumlah total responden mencapai lebih dari 2.000 ketua partai di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
CSIS-Cyrus Network mengklaim bahwa sensus ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia. Hasil sensus PAN disampaikan lebih dulu mengingat akan digelarnya kongres. Hasil sensus untuk tiga partai lainnya akan disampaikan pada publik dalam kesempatan berbeda.
"Sensus ini memperlihatkan hal-hal itu. Kalau mau memperkuat partai, jangan hanya bicara soal ketua umum, tapi yang di daerah ini persoalan sedemikian rumit," pungkas Philips.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.