Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nursjahbani Katjasungkana Ungkap Kronologi Teror Bom yang Diterimanya

Kompas.com - 19/02/2015, 21:09 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi nonaktif Bambang Widjojanto membenarkan bahwa ia mendapatkan ancaman teror bom melalui pesan singkat. Ia mengatakan, pesan tersebut diterimanya dari nomor 087864272394 pada Rabu (18/2/2015) pukul 22.45 WIB.

Merasa terancam, Nursyahbani lantas mengirim pesan singkat ke Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti pukul 23.40 WIB dan mengadukan pesan misterius yang diterimanya. Pesan singkat itu berisi "Ada bom di halaman rumahmu. Tunggu meledak".

Nursyahbani mengaku sudah seminggu terakhir mendapatkan pesan bernada ancaman ke telepon genggamnya. Dalam pesan singkatnya ke Badrodin, Nursyahbani meminta agar pengaduannya diperhatikan.

"Saya mau lapor, bahwa saya mendapat ancaman seperti ini dari nomor 6287864272394. Juga ancaman-ancaman lainnya seminggu terakhir ini. Mohon perhatian," ujar Nursyahbani saat dihubungi, Kamis (19/2/2015), menirukan pesan yang disampaikannya ke Badrodin.

Kemudian, sekitar pukul 23.42 WIB Badrodin membalas pesan singkatnya dan menyatakan kesediaannya untuk segera menyelidiki kondisi rumahnya. Pada pukul 00.56 WIB, Kepala Operasi Polda Metro Jaya Kombes Pol Daniel Pasaribu menghubungi Nursyahbani namun tidak sempat diangkat olehnya. Baru sekitar pukul 01.56, Daniel mengirimkan pesan singkat kepada Nursyahbani.

"Selamat pagi, maaf ibu, saya Karo Ops Polda Metro Jaya Kombes Pol Daniel Pasaribu. Kami mendapat info bahwa ibu ada mendapat ancaman. Tolong dilidik dan lakukan pengamanan," Nursyahbani menirukan pesan singkat yang dikirimkan Daniel.

Sekitar pukul 2.03 WIB, Nursyahbani mengirim pesan singkat kepada Daniel untuk memberitahu bahwa sejumlah petugas keamanan dan tim buser telah datang untuk menyisir dugaan bom di rumahnya. Namun, hasilnya nihil.

Daniel, kata Nursyahbani, berjanji akan melacak nomor asing tersebut dan segera menemukan pelaku. Setelah dilacak oleh pihak kepolisian, diketahui bahwa pesan ancaman itu dikirim dari wilayah Nusa Tenggara Barat.

"Sandra Moniaga, teman saya yang lapor ke BH juga, barusan mengabarkan setelah dilacak, pengancam dari wilayah NTB," kata Nursyahbani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Besar Sigar Djojohadikusumo Gelar Syukuran Terpilihnya Prabowo Presiden RI di Langowan

Keluarga Besar Sigar Djojohadikusumo Gelar Syukuran Terpilihnya Prabowo Presiden RI di Langowan

Nasional
Banyak Keterlambatan, Ketepatan Penerbangan Jemaah Haji Baru 86,99 Persen

Banyak Keterlambatan, Ketepatan Penerbangan Jemaah Haji Baru 86,99 Persen

Nasional
Kemenhub Catat 48 Keterlambatan Penerbangan Jemaah Haji, Paling Banyak Garuda Indonesia

Kemenhub Catat 48 Keterlambatan Penerbangan Jemaah Haji, Paling Banyak Garuda Indonesia

Nasional
PSI: Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan PSI maupun Mas Kaesang

PSI: Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan PSI maupun Mas Kaesang

Nasional
Kunker ke Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama RI-RRC

Kunker ke Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama RI-RRC

Nasional
Jokowi Beri Ormas izin Usaha Tambang, PGI: Jangan Kesampingkan Tugas Utama Membina Umat

Jokowi Beri Ormas izin Usaha Tambang, PGI: Jangan Kesampingkan Tugas Utama Membina Umat

Nasional
MA Persilakan KY Dalami Putusan Batas Usia Calon Kepala Daerah

MA Persilakan KY Dalami Putusan Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Tingkatkan Pelayanan, Pertamina Patra Niaga Integrasikan Sistem Per 1 Juni 2024

Tingkatkan Pelayanan, Pertamina Patra Niaga Integrasikan Sistem Per 1 Juni 2024

Nasional
Politik Belah Bambu, PDI-P Bantah Tudingan Projo yang Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Politik Belah Bambu, PDI-P Bantah Tudingan Projo yang Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Nasional
Narasi Anak Muda Maju Pilkada Usai Putusan MA Dianggap Cuma Pemanis

Narasi Anak Muda Maju Pilkada Usai Putusan MA Dianggap Cuma Pemanis

Nasional
Putusan MA Dianggap Pragmatisme Politik Jokowi demi Kaesang

Putusan MA Dianggap Pragmatisme Politik Jokowi demi Kaesang

Nasional
Prabowo Minta AS dan China Bijak supaya Tak Bawa Bencana

Prabowo Minta AS dan China Bijak supaya Tak Bawa Bencana

Nasional
Putusan MA Dianggap Semakin Menggerus Rasa Keadilan Masyarakat

Putusan MA Dianggap Semakin Menggerus Rasa Keadilan Masyarakat

Nasional
Prabowo Serukan Investigasi Komprehensif Atas Peristiwa yang Terjadi di Rafah

Prabowo Serukan Investigasi Komprehensif Atas Peristiwa yang Terjadi di Rafah

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Tahu Arah Pernyataan Wapres | Saudi Deportasi 22 WNI Palsukan Visa Haji

[POPULER NASIONAL] PDI-P Tahu Arah Pernyataan Wapres | Saudi Deportasi 22 WNI Palsukan Visa Haji

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com