Menurut mantan Ketua PP Muhammadiyah ini, tim tidak mempunyai wewenang dalam mengusulkan nama.
"Kompolnas yang mengusulkan nama ke Presiden. Tim Sembilan tidak punya wewenang," ujar Syafii di Kampus UMY, Rabu (4/2/2015).
Namun demikian, Syafii berharap bahwa nantinya usulan nama calon kapolri yang diajukan ke Presiden tidak lagi menimbulkan pro dan kontra.
Oleh karena itu, Kompolnas perlu berhati-hati dalam mengajukan nama calon. Menurut dia, masih banyak perwira yang bersih.
"Masih banyak jenderal yang lumayan bersih. Biar enggak heboh terus, Kompolnas perlu berhati-hati mengajukan nama," pungkasnya.
Sebelumnya, Syafii mengatakan, dirinya mendapat telepon bahwa Jokowi tidak akan melantik Budi Gunawan.
"Ya saya mendapatkan telepon dari Pak Presiden mengenai BG. Di telepon, Pak Presiden menyatakan batal melantik BG sebagai Kapolri," tuturnya.
Syafii mengaku senang dengan keputusan tersebut dan segera memberitahukan ke beberapa koleganya melalui pesan singkat. Keputusan itu, menurut dia, sudah sesuai dengan aspirasi dan masukan dari Tim Independen. (Baca: Tim Independen Rekomendasikan Komjen Budi Gunawan Tidak Dilantik!)
Presiden sudah bertemu dengan sejumlah pihak membahas soal polemik pergantian Kapolri. Terakhir, Jokowi bertemu para petinggi Koalisi Indonesia Hebat. KIH berharap Presiden menunggu hasil sidang praperadilan yang diajukan Budi Gunawan. (Baca: Bertemu Jokowi, Ini Saran yang Disampaikan Para Petinggi KIH soal Budi Gunawan)
Pembacaan gugatan Budi akan dibacakan dalam sidang praperadilan pada Senin pekan depan setelah KPK sebagai termohon tidak hadir dalam sidang yang digelar pada Senin (2/2/2015). Budi mempermasalahkan penetapan tersangkanya oleh KPK. Rencananya, putusan akan dibacakan pada Kamis (13/2/2015).
Jokowi mengaku akan mengambil keputusan soal pergantian kepala Polri pada pekan depan. Menurut Jokowi, saat ini masih ada beberapa hal yang harus ia selesaikan sebelum mengambil keputusan final. (Baca: Minggu Depan, Jokowi Ambil Keputusan soal Budi Gunawan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.