Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Jangan Mabuk Kepayang

Kompas.com - 02/02/2015, 17:18 WIB

KOMPAS.com -  "KEMENANGAN dalam pemilu tidak harus menjadikan kita berpuas diri, apalagi mabuk kepayang. Pengalaman memenangi Pemilu 1999 harus menjadi pelajaran berharga bagi partai di semua tingkatan,” kata Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam pidato politiknya pada peringatan Hari Ulang Tahun Ke-42 PDI-P di Lenteng Agung, Jakarta, Sabtu, 10 Januari lalu.

Pernyataan Megawati tentang ”mabuk kepayang” dan Pemilu 1999 mengingatkan Kompas dengan pernyataan serupa yang disampaikan (alm) Taufiq Kiemas sesaat menjelang Pemilu 2009. Saat itu, dalam perbincangan santai dengan sejumlah wartawan di rumahnya di Jalan Teuku Umar, Jakarta, suami Megawati itu menuturkan, mabuk kemenangan Pemilu 1999 menjadi penyebab utama anjloknya perolehan suara PDI-P pada Pemilu 2004. Mabuk tersebut juga yang membuat PDI-P tidak optimal saat menjalankan kekuasaan yang diperoleh dari kemenangan Pemilu 1999.

PDI-P memenangi Pemilu 1999 dengan memperoleh 35,689 juta suara (33,74 persen) dan kemudian dikonversikan menjadi 153 kursi DPR. Prestasi yang belum pernah tertandingi dalam sejarah partai itu hingga saat ini.

Namun, pada Pemilu 2004, perolehan suara itu merosot menjadi 21.026.629 (18,53 persen) sehingga saat dikonversi menjadi tinggal 109 kursi (19,82 persen) DPR.

Akibat dari mabuk kemenangan pada Pemilu 1999 sebenarnya sudah harus dibayar PDI-P di Sidang Umum MPR 1999, yaitu saat gagal mengantarkan Megawati menjadi presiden keempat RI karena kalah oleh Abdurrahman Wahid dalam pemungutan suara di MPR.

Terlepas dari munculnya isu ”tebang pilih”, dampak dari mabuk tahun 1999 itu juga masih dirasakan PDI-P setelah Pemilu 2004. Persisnya, setelah sejumlah kader partai itu harus menjalani proses hukum karena sejumlah kasus, terutama korupsi.

Berhasil

Sejak 2004, Megawati dan PDI-P lebih serius berbenah diri sehingga kini hasilnya mulai dirasakan. PDI-P berhasil memenangi Pemilu 2014 dengan mendapat 23,681 juta suara (18,95 persen) yang kemudian dikonversi menjadi 109 kursi DPR. Jika dilihat, perolehan suara itu tak beda jauh dengan hasil yang didapat pada Pemilu 2004.

Kemenangan kader PDI-P, yaitu Joko Widodo, dalam Pemilu Presiden 2014 membuat Megawati hingga saat ini menjadi satu-satunya orang Indonesia yang dilahirkan sebagai anak presiden, pernah menjadi presiden, dan telah berhasil melahirkan presiden baru.

Kini, setelah kemenangan kembali diraih PDI-P pada Pemilu 2014, Megawati tiba-tiba mengingatkan kembali tentang mabuk kepayang. Peringatan itu terasa amat kontekstual, terutama jika dikaitkan dengan polemik belakangan ini, misalnya, terkait pencalonan mantan ajudan Megawati, yaitu Komisaris Jenderal Budi Gunawan, sebagai Kepala Polri.

Peringatan tentang mabuk kepayang ini makin kontekstual karena PDI-P, meski menjadi partai pemenang pemilu, tidak mendapat kursi pimpinan DPR dan MPR. Jadi, jangan gara-gara mabuk kepayang ini pula, PDI-P ”kehilangan” kursi lain yang kini telah digenggam kembali setelah 10 tahun terakhir pergi.

Menurut pepatah, hanya keledai yang terperosok dua kali di lubang yang sama.... (M HERNOWO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

Nasional
Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Nasional
Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan 'Autogate' Imigrasi Mulai Beroperasi

Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan "Autogate" Imigrasi Mulai Beroperasi

Nasional
Satgas Judi 'Online' Akan Pantau Pemain yang 'Top Up' di Minimarket

Satgas Judi "Online" Akan Pantau Pemain yang "Top Up" di Minimarket

Nasional
Maju Pilkada Jakarta, Anies Disarankan Jaga Koalisi Perubahan

Maju Pilkada Jakarta, Anies Disarankan Jaga Koalisi Perubahan

Nasional
Bareskrim Periksa Pihak OJK, Usut soal Akta RUPSLB BSB Palsu

Bareskrim Periksa Pihak OJK, Usut soal Akta RUPSLB BSB Palsu

Nasional
Kemenkominfo Sebut Layanan Keimigrasian Mulai Kembali Beroperasi Seiring Pemulihan Sistem PDN

Kemenkominfo Sebut Layanan Keimigrasian Mulai Kembali Beroperasi Seiring Pemulihan Sistem PDN

Nasional
Indonesia Sambut Baik Keputusan Armenia Akui Palestina sebagai Negara

Indonesia Sambut Baik Keputusan Armenia Akui Palestina sebagai Negara

Nasional
Tanggapi Survei Litbang 'Kompas', Ketum Golkar Yakin Prabowo Mampu Bawa Indonesia Jadi Lebih Baik

Tanggapi Survei Litbang "Kompas", Ketum Golkar Yakin Prabowo Mampu Bawa Indonesia Jadi Lebih Baik

Nasional
Dispenad Bantah Mobil Berpelat Dinas TNI AD di Markas Sindikat Uang Palsu Milik Kodam Jaya

Dispenad Bantah Mobil Berpelat Dinas TNI AD di Markas Sindikat Uang Palsu Milik Kodam Jaya

Nasional
Berikan Dampak Perekonomian, Pertamina Pastikan Hadir di MotoGp Grand Prix of Indonesia 2024

Berikan Dampak Perekonomian, Pertamina Pastikan Hadir di MotoGp Grand Prix of Indonesia 2024

Nasional
Sejumlah Elite Partai Golkar Hadiri Ulang Tahun Theo Sambuaga

Sejumlah Elite Partai Golkar Hadiri Ulang Tahun Theo Sambuaga

Nasional
Soal Pengalihan Kuota Tambahan Haji Reguler ke Haji Khusus, Timwas DPR RI: Kemenag Perlu Mengkaji Ulang

Soal Pengalihan Kuota Tambahan Haji Reguler ke Haji Khusus, Timwas DPR RI: Kemenag Perlu Mengkaji Ulang

Nasional
Rapat dengan Kemenag, Timwas Haji DPR Soroti Masalah Haji 'Ilegal'

Rapat dengan Kemenag, Timwas Haji DPR Soroti Masalah Haji "Ilegal"

Nasional
Merespons Survei Litbang 'Kompas', Cak Imin Minta DPR Tak Berpuas Diri

Merespons Survei Litbang "Kompas", Cak Imin Minta DPR Tak Berpuas Diri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com