Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Beri Dukungan ke Basarnas, Komisi V DPR Akan ke Pangkalan Bun

Kompas.com - 02/01/2015, 13:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
- Komisi V DPR bidang transportasi melakukan kunjungan ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Perairan dekat Pangkalan Bun merupakan lokasi ditemukannya serpihan badan pesawat Air Asia QZ8501.

Komisi V DPR yang berangkat ke Pangkalan Bun terdiri dari Wakil Ketua Yudi Widiana, anggota Abdul Hakim dan Damayanti Wisnu Putranti.

"Kita ingin beri support dan dukungan moral pada Basarnas dan tim lain untuk bisa menemukan korban-korban. Kalau bisa ditemukan seluruhnya," kata Abdul Hakim ketika dihubungi, Jumat (2/1/2015).

Kunjungan Komisi V juga dimaksudkan berkomunikasi dengan mitra kerja yakni Basarnas, KNKT, BMKG dan Kemenhub.

Ia melihat Basarnas sudah berfungsi secara maksimal menjadi pemimpin dalam pencarian korban AirAsia. Untuk itu, Komisi V DPR ingin memastikan kondisi di lapangan, peran serta koordinasi dengan tim lainnya.

"Tentu kami ingin melihatnya," kata anggota Fraksi PKS itu.

Sedangkan mengenai faktor penyebab kecelakaan, Abdul Hakim menilai harus dilihat secara komprehensif. Meskipun dugaan awal terkait faktor cuaca.

"Tentu dilakukan kajian, KNKT," katanya.

Abdul Hakim juga menyoroti mengenai teknologi ATC. Ia meminta Air Navigation memberikan pelayanan maksimal bukan saja mengenai lalu lintas penerbangan tetapi kondisi cuaca yang terintegrasi dengan ATC.

"Transportasi udara paling aman sebenarnya, karena sudah dirancang sedemikian rupa. Tapi butuh disiplin, kalau ada satu saja yang tak disiplin tentu mempengaruhi sistem," ungkapnya. (Ferdinand Waskita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com