Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Langkah Pemerintah Cegah Klaim Wilayah Perbatasan oleh Malaysia

Kompas.com - 12/12/2014, 11:58 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan menyadari wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia kerap diklaim oleh negara tetangga. Untuk itu, kata dia, harus ada sikap yang jelas dari Indonesia untuk mengurus wilayah perbatasan.

"Tidak mungkin diklaim juga kalau kita memperjelas status wilayah kita. Selama ini mungkin sering diklaim karena tidak ada yang mengurus (wilayah perbatasan)," kata Ferry dalam konferensi pers usai bertemu dengan delegasi Malaysia, di kantornya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (12/12/2014).

Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Pengarah Penilaian dan Pengkhidmatan Harta Kementerian Keuangan Malaysia, Abdul Hamid bin Abu Bakar.

Ferry mengatakan, pihaknya akan segera mengurus sertifikasi di setiap pulau atau pun wilayah perbatasan. Dengan begitu, akan jelas mana wilayah yang milik Indonesia dan mana wilayah milik Malaysia.

"Akan ada status hukum mana wilayah kita dan mana wilayah mereka," ujarnya.

Setelah sertifikasi selesai, dia meyakini tidak akan lagi terjadi klaim dari Malaysia. Nantinya, wilayah yang sudah disertifikasi itu akan diserahkan kepada pihak terkait seperti Kementerian Pertahanan.

Kasus terakhir wilayah Indonesia yang diklaim Malaysia adalah perairan tanjung datuk Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Malaysia sempat membangun tiang mercusuar wilayah itu. (baca: Malaysia Akhirnya Bongkar Sendiri Tiang Menara Suar di Tanjung Datuk)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com