BADUNG, KOMPAS.com — Bendahara Umum Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Provinsi Papua Achmad Goesra mundur dari kepengurusan DPD Papua dan peserta Musyawarah Nasional IX karena kecewa dengan pelaksanaan munas tersebut. Ia siap menerima risiko jika akhirnya akan dipecat sebagai kader Golkar.
Goesra menilai ada sebuah gerakan tidak fair yang dijalankan sekelompok orang untuk memenangkan Aburizal Bakrie sebagai ketua umum Partai Golkar. "Ada mobilisasi di munas untuk itu (memenangkan Aburizal). Prosesnya berjalan dan kita sama-sama tahu. Sopir taksi saja tahu," kata Goesra saat mengembalikan kartu peserta Munas IX kepada panitia di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Selasa (2/12/2012) sore.
Ia mengatakan, mobilisasi yang terjadi di dalam munas tecermin dari informasi bocornya rekaman rapat tertutup yang diduga dipimpin oleh Nurdin Halid. Goesra mengaku tidak hadir dalam rapat tersebut, tetapi yakin bahwa gerakan memenangkan Aburizal dengan cara yang tidak fair benar-benar terjadi di dalam munas.
Saat ditanya mengenai adanya politik uang di dalam Munas IX, Goesra menduga hal itu benar terjadi. Namun, ia mengaku tidak menerima uang selama munas karena sikap politiknya sejak awal berbeda dari DPD Golkar Provinsi Papua yang mendukung Aburizal kembali menjadi ketua umum Golkar.
"Saya dengar ada (pembagian uang), tapi karena tahu sikap saya berbeda, makanya saya tidak pernah ditawari," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.