Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

As'ad Ali: Jumlah Intel BIN Jauh dari Ideal

Kompas.com - 07/11/2014, 08:14 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) As'ad Said Ali menilai, jumlah personel BIN saat ini masih jauh dari ideal jika dibandingkan dengan kebutuhan dan tugas BIN. Namun, untuk merekrut seseorang menjadi anggota BIN pun bukan perkara mudah.

"Jumlah belum ideal. Sama sekali tidak ideal," kata As'ad saat berbincang dengan Kompas.com di Jakarta, Kamis (6/11/2014) malam.

As'ad membandingkan BIN dengan badan intelijen milik Amerika Serikat, Central Intelligence Agency (CIA). CIA memiliki sekitar 6.000 personel, yang secara khusus menangani persoalan luar negeri. Sementara BIN dengan jumlah personel terbatas harus menangani persoalan dalam dan luar negeri.

"Tapi kan ada dari organik BIN sendiri, ada dari TNI, polisi, sipil. Idealnya perlu ada penambahan personel paling tidak 3.000 orang. CIA itu 6.000 orang," katanya.

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama itu menambahkan, seorang personel BIN dituntut memiliki keahlian di berbagai bidang yang diharapkan dapat membantu kinerja mereka dalam melakukan operasi intelijen, seperti kontra-intelijen, kontra-teroris dan kontra-separatis. Kemampuan seorang agen itu tentu tidak bisa didapat dengan cara mudah. Diperlukan berbagai persiapan dan pelatihan khusus sebelum akhirnya mereka dapat terjun ke lapangan.

Sebelumnya, As'ad telah dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana Merdeka pada Jumat (24/10/2014). Saat itu ia mengaku dipanggil untuk membahas sejumlah hal, mulai urusan Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri hingga Kementerian Pendidikan.

"Saat itu juga Presiden mengajak diskusi tentang keamanan dan ketertiban serta dunia intelijen negara," kata pria bergelar Doktor Honoris Causa dari Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang itu.

As'ad pernah menjabat sebagai Wakil Kepala BIN selama 9,5 tahun pada era Presiden Abdurahman Wahid, Presiden Megawati Soekarnoputri, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laporan BPK 2021: Tapera Tak Kembalikan Uang Ratusan Ribu Peserta Senilai Rp 567 M

Laporan BPK 2021: Tapera Tak Kembalikan Uang Ratusan Ribu Peserta Senilai Rp 567 M

Nasional
Mundur sebagai Wakil Kepala Otorita IKN, Dhony Rahajoe Sampaikan Terima Kasih ke Jokowi

Mundur sebagai Wakil Kepala Otorita IKN, Dhony Rahajoe Sampaikan Terima Kasih ke Jokowi

Nasional
KPU Dianggap Bisa Masuk Jebakan Politik jika Ikuti Putusan MA

KPU Dianggap Bisa Masuk Jebakan Politik jika Ikuti Putusan MA

Nasional
Ketika Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN Kompak Mengundurkan Diri ...

Ketika Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN Kompak Mengundurkan Diri ...

Nasional
KPU Diharap Tak Ikuti Putusan MA Terkait Usia Calon Kepala Daerah

KPU Diharap Tak Ikuti Putusan MA Terkait Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Adam Deni Hadapi Sidang Vonis Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Hari Ini

Adam Deni Hadapi Sidang Vonis Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Hari Ini

Nasional
Pentingnya Syarat Kompetensi Pencalonan Kepala Daerah

Pentingnya Syarat Kompetensi Pencalonan Kepala Daerah

Nasional
Nasihat SBY untuk Para Pemimpin Setelah 2014

Nasihat SBY untuk Para Pemimpin Setelah 2014

Nasional
Dulu Jokowi Tak Setujui Gibran Jadi Cawapres, Bagaimana dengan Kaesang pada Pilkada Jakarta?

Dulu Jokowi Tak Setujui Gibran Jadi Cawapres, Bagaimana dengan Kaesang pada Pilkada Jakarta?

Nasional
[POPULER JABODETABEK] Pedagang Pelat Mengaku Enggan Terima Pesanan Pelat Nomor Palsu | Warga Sebut Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah

[POPULER JABODETABEK] Pedagang Pelat Mengaku Enggan Terima Pesanan Pelat Nomor Palsu | Warga Sebut Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah

Nasional
[POPULER NASIONAL] Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur | Tugas Baru Budi Susantono dari Jokowi

[POPULER NASIONAL] Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur | Tugas Baru Budi Susantono dari Jokowi

Nasional
Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Nasional
SYL Mengaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

SYL Mengaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

Nasional
PDI-P Sebut Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro Jaya Upaya Bungkam Suara Kritis

PDI-P Sebut Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro Jaya Upaya Bungkam Suara Kritis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com