Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Koordinasi dengan Interpol dan Menlu Terkait Mutilasi WNI di Hongkong

Kompas.com - 04/11/2014, 17:43 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Agus Rianto mengatakan, kepolisian Indonesia telah melakukan koordinasi dengan Interpol dan Kementerian Luar Negeri untuk mengetahui perkembangan kasus mutilasi terhadap dua warga negara Indonesia di Hongkong.

"Sejauh ini koordinasi kita dengan Interpol, Kemenlu, kemudian LO (liaison officer) kita di Hongkong. Kita cari kontak person keluarga di Indonesia yang bisa bantu identifikasi untuk keperluan ante-mortem," ujar Agus, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (4/11/2014).

Agus mengatakan, saat ini tim Disaster Victims Identification (DVI) sedang melakukan koordinasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri. Hal tersebut dilakukan jika sewaktu-waktu diperlukan data ante-mortem untuk kedua WNI yang meninggal.

Untuk kasus tindak pidana pembunuhan yang dilakukan terhadap dua WNI tersebut, Agus mengatakan, proses penyidikannya ditangani sepenuhnya oleh kepolisian Hongkong. "Kita hanya bantu mengidentifikasi jenazah," kata Agus.

Sebelumnya diberitakan, seorang WNI bernama Sumarti Ningsih dibunuh di Hongkong. Saudaranya menyebut Ningsih bekerja sebagai disc jockey (DJ) di sebuah pub. Ia diduga dibunuh seorang bankir Inggris berusia 29 tahun, Rurik Jutting.

Selain Ningsih, ditemukan pula satu jasad perempuan di lokasi pembunuhan. Semula, perempuan itu disebut-sebut berasal dari Filipina. Namun, belakangan, perempuan tersebut berkewarganegaraan Indonesia yang dikenal dengan nama Jesse Lorena.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com