Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata CT, SBY "Makan Hati" Selama Berkuasa

Kompas.com - 19/10/2014, 13:57 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Chairul Tanjung, pemilik Para Group ini, memang tak sampai setahun menjadi Menteri Koordinator Perekonomian. Dia baru menggantikan Hatta Rajasa pada Mei 2014.

Namun, Chairul mengaku sebelum itu telah sering menolak tawaran menteri dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dia pun bertutur tentang isi hati SBY selama berkuasa.

"Akhirnya saya terima (tawaran jadi menteri itu) karena terpaksa. Emergency. Gue tahulah tempat gue itu bukan di dalam, lebih baik di luar. Ha-ha-ha," ujar Chairul beberapa waktu lalu.

Chairul dipilih SBY setelah Hatta mengajukan surat pengunduran diri lantaran ingin maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. Pada saat itu, Chairul adalah Ketua Komite Ekonomi Nasional.

"Karena pertimbangannya waktu itu enggak ada orang lain. Pak SBY mau orang yang bisa jaga iklim usaha, apalagi menjelang akhir jabatannya," ujar Chairul

Alumnus Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia yang banting setir menjadi wirausaha ini mengungkapkan alasannya enggan menjadi menteri. Menurut dia, kinerja di pemerintahan terlalu lamban.

Bagi Chairul, selama ini SBY sudah terlalu bersabar juga dengan jalannya pemerintahan yang tak efektif. "Kesabaran itulah, yang di awal-awal, saya kurang bisa menerima karena tidak akan efektif," tutur dia.

SBY "makan hati"

Tak jarang, kata Chairul, SBY harus mengalah dalam banyak hal. Tak jarang, SBY harus "makan hati" disebut sebagai presiden yang lamban dalam bekerja.

Padahal, menurut Chairul, sebagai seorang purnawirawan jenderal, SBY bisa saja mengerahkan tenaga militer. Namun, kata dia, SBY memilih tak melakukan intervensi.

CT pun semakin paham dengan gaya kepemimpinan SBY itu setelah masuk ke dalam pemerintahan. "Dengan mengalah, terbayar ongkosnya dengan 10 tahun kestabilan di bidang politik, keamanan, ekonomi, dan tumbuhnya demokratisasi," ucap dia.

Salah satu prestasi SBY selama 10 tahun pemerintahan ini yang disebut CT adalah peningkatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pada tahun 2004 lalu, APBN tak sampai Rp 400 triliun, tetapi kini sudah mencapai lebih dari Rp 2.000 triliun.

Kendati memberikan kestabilan ekonomi dan politik, Chairul mengakui masih ada program yang belum selesai dilakukan. "Yang pasti kita harus meningkatkan competitiveness (daya saing) kita," sebut dia.

Baik BUMN maupun kalangan swasta, kata Chairul, harus mampu bersaing dengan negara lain, demikian pula tenaga kerja Indonesia. "Kenapa? Dengan meningkatnya produktivitas dan competitiveness itulah bisa membuat negara jadi sejahtera," tegas dia.

Selain itu, CT juga mengingatkan pemerintahan mendatang untuk tak lupa memajukan aspek sumber daya manusia yang menjadi penentu kemajuan bagi Indonesia. Upaya perbaikan, kata dia, bisa dilakukan dengan meningkatkan pendidikan para pekerja Indonesia yang mayoritas saat ini masih lulusan sekolah dasar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB Ngotot Ingin Gus Yusuf Jadi Calon Gubernur di Pilkada Jateng 2024

PKB Ngotot Ingin Gus Yusuf Jadi Calon Gubernur di Pilkada Jateng 2024

Nasional
PKB Bilang Anies Tak Dapat Keistimewaan, Harus Ikut Uji Kelayakan Jika Ingin Tiket Pilkada

PKB Bilang Anies Tak Dapat Keistimewaan, Harus Ikut Uji Kelayakan Jika Ingin Tiket Pilkada

Nasional
Riset yang Didanai BPDPKS Diyakini Jadi “Problem Solving” Industri Sawit

Riset yang Didanai BPDPKS Diyakini Jadi “Problem Solving” Industri Sawit

Nasional
PAN DKI Ingin Duetkan Anak Zulhas dan Jokowi pada Pilkada Jakarta 2024

PAN DKI Ingin Duetkan Anak Zulhas dan Jokowi pada Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Biodiesel Berbasis Sawit Jadi Komoditas Unggulan Ekspor Indonesia

Biodiesel Berbasis Sawit Jadi Komoditas Unggulan Ekspor Indonesia

Nasional
Bicara Pilkada Sumbar 2024, Zulhas: PAN Calon Gubernurnya, Wakil dari Gerindra

Bicara Pilkada Sumbar 2024, Zulhas: PAN Calon Gubernurnya, Wakil dari Gerindra

Nasional
Sejahterakan Pekebun, BPDPKS Dukung Kenaikan Pendanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat

Sejahterakan Pekebun, BPDPKS Dukung Kenaikan Pendanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat

Nasional
Miliki Manfaat yang Luas, Minyak Kelapa Sawit Disebut Paling Potensial untuk Diolah Jadi Energi

Miliki Manfaat yang Luas, Minyak Kelapa Sawit Disebut Paling Potensial untuk Diolah Jadi Energi

Nasional
Pegawai Pajak Yulmanizar Divonis 4 Tahun Penjara, Terbukti Terima Suap Rp 17,9 Miliar

Pegawai Pajak Yulmanizar Divonis 4 Tahun Penjara, Terbukti Terima Suap Rp 17,9 Miliar

Nasional
PAN Yakin IKN Tetap Lanjut meski Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur

PAN Yakin IKN Tetap Lanjut meski Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur

Nasional
Tingkat Kemiskinan Ekstrem di 6 Provinsi Papua Masih Tinggi

Tingkat Kemiskinan Ekstrem di 6 Provinsi Papua Masih Tinggi

Nasional
Kasus 109 Ton Emas Antam, Kejagung: Emasnya Asli, tapi Perolehannya Ilegal

Kasus 109 Ton Emas Antam, Kejagung: Emasnya Asli, tapi Perolehannya Ilegal

Nasional
35 Bakal Calon Kepala Daerah Dapat Rekomendasi PKB, Ini Daftarnya

35 Bakal Calon Kepala Daerah Dapat Rekomendasi PKB, Ini Daftarnya

Nasional
Pemerintah Targetkan Kemiskinan Ekstrem Kurang dari 1 Persen di Akhir Kepemimpinan Jokowi

Pemerintah Targetkan Kemiskinan Ekstrem Kurang dari 1 Persen di Akhir Kepemimpinan Jokowi

Nasional
PKB Klaim Kian Banyak Relawan Dorong Kiai Marzuki di Pilkada Jatim

PKB Klaim Kian Banyak Relawan Dorong Kiai Marzuki di Pilkada Jatim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com