Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buku "Migas-The Untold Story" Menguak Rahasia

Kompas.com - 17/10/2014, 14:33 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Buku terbaru terbitan Gramedia Pustaka Utama (GPU) berjudul Migas-The Untold Story menguak tabir rahasia permigasan Indonesia, termasuk di dalamnya adalah misteri di balik pembubaran BP Migas.

Buku yang ditulis AM Putut Prabantoro, mantan Penasihat Ahli Kepala BP Migas Bidang Komunikasi, ini akan beredar di pasaran mulai pekan depan. 

"Migas-The Untold Story disusun berdasarkan hasil wawancara, catatan kecil, dan juga diskusi dengan narasumber eksklusif dan sekaligus pelaku sejarah, R Priyono, mantan Kepala BP Migas. Catatan-catatan itu kemudian diramu menjadi beberapa tema, yang antara lain berjudul 'Misteri' (detik-detik pembubaran BP Migas), 'Migas Milik Siapa?', 'From Madura With Love', 'Oh… Indonesia', 'Kemakmuran Semata Wayang', 'Migas Nasionalis dan Kedaulatan Migas'," kata Wandi S Brata, Direktur Utama GPU, dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (17/10/2014).

Wandi S Brata menyatakan, ada tiga hal pokok yang ingin disampaikan dalam buku tersebut. Pertama, pembubaran BP Migas 13 November 2012 adalah master of mistery. Karut-marut dunia migas sejak pembubaran hingga yang tampak sekarang ini di depan mata seakan-akan mengonfirmasi adagium plesetan fun for all, all for fun.

Kedua, buku ini "berbicara" tentang bagaimana migas Indonesia harus menjadi alat strategis pemersatu bangsa dan sekaligus sebagai alat strategis untuk mencapai kemakmuran. Terakhir, R Priyono sangat meyakini bahwa migas akan memberi kemakmuran bagi bangsa Indonesia dengan beberapa catatan.

Catatan menarik diberikan Rahmad Pribadi, pengusaha perminyakan lulusan Harvard University, dalam kata pengantar. Ia mengatakan, jika dilihat dari dampaknya hingga sekarang, pembubaran BP Migas oleh Mahkamah Konstitusi (MK) dapat diibaratkan seperti saat pandora membuka kotaknya, yang menerbangkan begitu banyak malapetaka, penderitaan, dan penyakit. Karena keputusan MK terkait dengan migas, Rahmad Pribadi lebih senang menyebut peristiwa itu sebagai "drum pandora".

Penulis buku ini, AM Putut Prabantoro, dikenal sebagai konsultan komunikasi politik yang ditekuni sejak 2004. Ia juga seorang penulis opini dan pembicara tentang gerakan nasionalisme dan pluralisme. Putut Prabantoro juga Konsultan Komunikasi Badan Koordinasi Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakorkamla RI) sejak 2007.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com