"Sama sekali tidak (ada rencana menjegal), bisa dilihat naskah atau narasi aslinya dalam bahasa Inggris. Sama sekali tidak ada menjegal, tidak ada niat jegal, tidak ada maksud dan niat menghambat pelantikan Jokowi," kata Hashim dalam sebuah wawancara di media televisi, TV One, Jumat (10/10/2014).
Hashim menyebut dirinya kecewa dan menyesalkan adanya pemberitaan soal rencana menjegal tersebut. Ia menilai media lokal dan nasional telah salah menafsirkan dan memenggal berita dirinya yang ditayangkan oleh media Singapura Wall Street Journal tersebut. Artikel di Wall Street Journal berjudul "Subianto’s Brother Promises ‘Active’ Opposition to Jokowi". (Baca juga: Hashim Sebut Ada Harga yang Harus Dibayar Jokowi atas Pencapresannya).
Karena itu, Hashim akan melakukan protes dan melaporkan media-media yang telah salah menafsirkan pemberitaan bahwa dirinya akan menjegal pelantikan Jokowi.
"Mungkin saya akan kirim surat ke Dewan Pers, mungkin Dewan Pers bisa lebih mendidik anggotanya supaya tidak begini. Tidak etislah, kalau diterjemahkan jadi beda," kata Hashim.
Hashim menilai pemberitaan itu adalah disinformasi dan propaganda dari pihak-pihak tertentu. Ia mengaku ada beberapa wartawan yang melakukan konfirmasi terkait pemberitan Wall Street Journal tersebut. Dari konfirmasi itu, Hashim menyebut soal penjegalan tidak benar.
Diberitakan sebelumnya, dalam wawancara di Wall Street Journal, Hashim mengaku kecewa dengan presiden terpilih Joko Widodo. Ia menyebut telah berkontribusi banyak ketika Jokowi mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta, tetapi Jokowi kemudian justru bertarung dan memenangi Pilpres 2014.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.