JAKARTA, KOMPAS.com — Tim Transisi enggan memikirkan mengenai pengadaan mobil dinas baru yang sudah disiapkan oleh pemerintahan saat ini untuk jajaran kabinet pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla mendatang.
Deputi Tim Transisi Hasto Kristiyanto mengatakan, pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mengambil keputusan untuk membeli mobil Mercedez Benz sehingga Tim Transisi dan Jokowi menganggap masalah ini sudah selesai.
"Kita serahkan sepenuhnya pada pemerintahan saat ini," kata Hasto di Jakarta, Rabu (10/9/2014) siang.
Hasto mengatakan, sebenarnya Jokowi sudah ditanya terlebih dahulu oleh Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengenai pengadaan mobil menteri tersebut. Jokowi juga sudah menyampaikan jawabannya bahwa pengadaan mobil baru untuk menteri tidak diperlukan. Sayangnya, pemerintah enggan memenuhi permintaan Jokowi.
"Sekiranya boleh mengharapkan di situ ada skala prioritas untuk penggunaan dana APBN-P 2014 untuk kepentingan yang lebih produktif," ujar Hasto.
Hasto enggan berkomentar lebih jauh mengenai sikap pemerintah yang tidak mendengarkan keinginan Jokowi itu.
"Pak Jokowi sudah menyampaikan bahwa itu kewenangan sepenuhnya dari pemerintahan saat ini," ujar Hasto.
Berdasarkan pengumuman pemenang lelang, harga penawaran setelah klarifikasi dan negosiasi teknis pengadaan seluruh mobil dinas tersebut sebesar Rp 91.944.000.000. Jokowi mengaku sempat diminta pendapat oleh Sudi sekitar tiga bulan lalu perihal pengadaan mobil dinas baru.
Saat itu, Jokowi menjawab tidak perlu membeli mobil baru. Ia ingin para pembantunya tetap memakai mobil Toyota Crown Royal Saloon yang kini dipakai Kabinet Indonesia Bersatu II. (baca: Ini Komentar Jokowi soal Mobil Dinas Mercy untuk Para Pembantunya)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menolak diintervensi dalam mengambil kebijakan pada masa transisi kepemimpinan saat ini. Menurut SBY, pemerintahan saat ini bertanggung jawab penuh atas semua kebijakan. Namun, setelah 20 Oktober mendatang, setelah presiden terpilih mengucapkan sumpahnya, SBY berakhir masa baktinya. (baca: SBY Tolak Diintervensi Selama Masa Transisi)