Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Sidang Anas, Marzuki Alie Disebut "Pasang Badan" untuk Nazaruddin

Kompas.com - 18/08/2014, 11:51 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin sempat menghadap Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie sebelum dia menjadi buron ke luar negeri pada 23 Mei 2011. Ketika itu, Nazaruddin meminta perlindungan kepada Marzuki setelah muncul informasi dia bakal ditetapkan KPK sebagai tersangka.

"Setelah ada aroma tersangka beliau (Nazaruddin), saya juga gusar, beliau gusar, akhirnya putuskan menghadap Marzuki pada 23 Mei 2011 sore-sore di ruangannya," kata mantan staf Nazaruddin, Nuril Anwar, saat bersaksi dalam persidangan kasus dugaan korupsi proyek Hambalang dengan terdakwa Anas Urbaningrum di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (18/8/2014).

Kepada Nuril, Nazaruddin bercerita bahwa dia akan mengancam menghancurkan Partai Demokrat jika tidak diamankan dari jeratan KPK. Setelah pertemuan dengan Marzuki, kata Nuril, mantan bosnya itu menyampaikan kepadanya bahwa Marzuki berjanji akan memberi dukungan untuk Nazaruddin.

"Dia (Nazaruddin) bercerita kepada saya, memang saat itu yang 'pasang badan' itu Marzuki Alie, terhadap dia. Dia (Nazaruddin) bilang, 'Yang mau back up saya, ya, Pak Marzuki Alie," kata Nuril menirukan cerita Nazaruddin kepadanya.

Nuril juga menyampaikan bahwa Nazaruddin ketika itu mengaku mendapat pesan dari Marzuki untuk membongkar semuanya hingga petinggi-petinggi Demokrat yang terlibat ikut dijerat KPK. "Intinya, dari Marzuki ya buka saja semua, biar kena semuanya. Semuanya bisa kenalah, di Partai Demokrat harus kena, siapa pun orangnya," kata Nuril mengisahkan pernyataan Nazaruddin kepadanya.

Menurut Nuril, hubungan Nazaruddin dengan Marzuki ketika itu harmonis. Sebaliknya, hubungan Nazaruddin dan Anas semakin memburuk setelah Anas terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat melalui Kongres Demokrat 2010 di Bandung. Nuril mengaku sering mendengar Nazaruddin mengeluhkan hubungannya dengan Anas yang kian buruk.

"Banyak bisikan yang bikin hubungan memburuk dia dengan ketua umum yang baru (Anas). Pertama soal jual nama Pak SBY, Ibas, jual nama Mas Anas sendiri yang bikin dia gelisah. Kedua laporan tentang peristiwa di majalah itu soal SPG yang juga membuat gelisah," kata Nuril.

Selain itu, menurut Nuril, Nazaruddin mengaku sangat menyesal telah membantu Anas menang dalam Kongres Partai Demokrat. Hal itu karena Anas tidak bisa diatur-atur Nazar terkait proyek. "Mas Anas lebih asyik konsolidasi ke daerah-daerah, itu yang bikin dia menyesal," ucap Nuril.

Anas didakwa menerima hadiah atau janji terkait proyek Hambalang dan proyek lain. Menurut jaksa, mulanya Anas berkeinginan menjadi calon presiden RI sehingga berupaya mengumpulkan dana. Untuk mewujudkan keinginannya itu, Anas bergabung dengan Partai Demokrat sebagai kendaraan politiknya dan mengumpulkan dana.

Dalam upaya mengumpulkan dana, menurut jaksa, Anas dan Nazaruddin bergabung dalam perusahaan Permai Group. Dalam dakwaan, Anas disebut telah mengeluarkan dana senilai Rp 116, 525 miliar dan 5,261 juta dollar Amerika Serikat untuk keperluan pencalonannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat itu. Uang itu berasal dari penerimaan Anas terkait pengurusan proyek Hambalang di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), proyek di perguruan tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), dan proyek lain yang dibiayai APBN yang didapat dari Permai Group.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Putus Internet ke Kamboja dan Filipina, Menkominfo: Upaya Berantas Judi 'Online'

Putus Internet ke Kamboja dan Filipina, Menkominfo: Upaya Berantas Judi "Online"

Nasional
Pemerintah Putus Akses Internet Judi 'Online' Kamboja dan Filipina

Pemerintah Putus Akses Internet Judi "Online" Kamboja dan Filipina

Nasional
Upaya Berantas Judi 'Online' dari Mekong Raya yang Jerat 2,3 Juta Penduduk Indonesia...

Upaya Berantas Judi "Online" dari Mekong Raya yang Jerat 2,3 Juta Penduduk Indonesia...

Nasional
Keamanan Siber di Pusat Data Nasional: Pelajaran dari Gangguan Terbaru

Keamanan Siber di Pusat Data Nasional: Pelajaran dari Gangguan Terbaru

Nasional
Tanggal 26 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Letjen Suryo Prabowo Luncurkan Buku 'Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste'

Letjen Suryo Prabowo Luncurkan Buku "Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste"

Nasional
Resmikan Destinasi Wisata Aglaonema Park di Sleman, Gus Halim: Ini Pertama di Indonesia

Resmikan Destinasi Wisata Aglaonema Park di Sleman, Gus Halim: Ini Pertama di Indonesia

Nasional
Drag Fest 2024 , Intip Performa Pertamax Turbo untuk Olahraga Otomotif

Drag Fest 2024 , Intip Performa Pertamax Turbo untuk Olahraga Otomotif

Nasional
2.000-an Nadhliyin Hadiri Silaturahmi NU Sedunia di Mekkah

2.000-an Nadhliyin Hadiri Silaturahmi NU Sedunia di Mekkah

Nasional
TNI AD: Prajurit Gelapkan Uang untuk Judi 'Online' Bisa Dipecat

TNI AD: Prajurit Gelapkan Uang untuk Judi "Online" Bisa Dipecat

Nasional
Airlangga Yakin Jokowi Punya Pengaruh dalam Pilkada meski Sebut Kearifan Lokal sebagai Kunci

Airlangga Yakin Jokowi Punya Pengaruh dalam Pilkada meski Sebut Kearifan Lokal sebagai Kunci

Nasional
TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

Nasional
Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Nasional
Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan 'Autogate' Imigrasi Mulai Beroperasi

Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan "Autogate" Imigrasi Mulai Beroperasi

Nasional
Satgas Judi 'Online' Akan Pantau Pemain yang 'Top Up' di Minimarket

Satgas Judi "Online" Akan Pantau Pemain yang "Top Up" di Minimarket

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com