JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polda Papua Brigjen (Pol) Yotje Mende menduga, bentrok yang terjadi antara warga Suku Dani dengan kelompok pendatang di Timika, Papua, terjadi dengan motif balas dendam atas tewasnya Kepala Suku Dani Korea Waker, yang ditemukan di bawah jembatan Kali Merah sektor SP-2 di Timika.
"Permasalahan ini murni balas dendam suku Dani di mana ketua sukunya ditemukan tewas di selokan. Kedua, dari Suku Dani menyerang pendatang," ujar Yotje di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (14/8/2014).
Yotje menuturkan, kejadian bermula ketika Korea meninggalkan rumahnya pada 4 Agustus 2014. Ia mengatakan, empat hingga lima hari setelahnya keluarga Korea terus mencarinya, namun tidak kunjung ditemukan.
Setelah selama seminggu tidak kembali, pihak keluarga akhirnya melaporkan hilangnya Korea ke polisi. Setelah adanya upaya pencarian oleh kepolisian, Korea ditemukan tak bernyawa di selokan di bawah jembatan Kali Merah, Kampung Naena Muktipura, Distrik Kuala Kencana, Mimika, Timika, Papua, pada 11 Agustus 2014 pukul 12.30 waktu setempat.
"(Korea) ditemukan dalam keadaan membusuk. Kemudian oleh polisi dievakuasi, disampaikan keluarga," ujarnya.
Yotje mengatakan, saat itu polisi menyarankan agar jenazah diotopsi agar diketahui penyebab tewasnya Korea. Namun, imbuhnya, pihak keluarganya menolak dan segera membawanya ke rumah duka.
Secara tiba-tiba, kata Yotje, esok harinya pada 12 Agustus 2014 pagi terjadi penyerangan oleh sekelompok warga yang membakar satu rumah warga pendatang. Yotje menduga, rombongan yang melakukan penyerangan adalah warga Suku Dani yang membalas dendam atas kematian kepala sukunya.
"Korban pemilik rumah meninggal dunia, ibu luka-luka Polri datang ke TKP, korban sudah meninggal. Saat itu rumah dibakar langsung evakuasi," kata Yotje.
Setelah penyerangan pertama, imbuh Yotje, terjadi penyerangan selanjutnya sehingga korban jiwa bertambah hingga lima orang di hari yang sama.
"Kita curigai memang semua dari Suku Dani yang melakukan pada tanggal 12 tersebut, dari pagi hingga siang," pungkasnya.
Serangan masih berlanjut keesokan harinya pada 13 Agustus 2014 yang mengakibatkan satu orang lagi warga tewas. Yotje mengatakan, penyerangan selama dua hari tersebut mengakibatkan enam orang tewas dan 13 orang luka-luka.
Kendati menyimpulkan motif penyerangan adalah balas dendam, Yotje menyatakan, kepolisian setempat masih menyelidiki alasan penyerangan tersebut terjadi berdasarkan keterangan para saksi dan pelaku yang dijaring kepolisian.
"Belum bisa kita simpulkan kenapa Suku Dani menyerang pendatang. Belum diketahui, tahu-tahu meledak seperti itu. Sedang kami selidiki," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.