Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana untuk Pembentukan Kantor Transisi Capai Rp 1 Miliar

Kompas.com - 09/08/2014, 12:04 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dana yang digelontorkan presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla untuk membangun rumah transisi mencapai Rp 1 miliar.

Menurut Deputi Tim Transisi Jokowi-Kalla, Andi Widjajanto, dana untuk pembangunan kantor transisi tersebut berasal dari kantong Jokowi-Kalla dan partai politik pendukung. "Bayangkan, 80 orang bekerja selama tiga bulan, ratusan juta, mungkin Rp 1 miliar nyampelah," kata Andi di Jakarta, Sabtu (9/8/2014).

Andi mengatakan, rincian pembiayaan kantor transisi ini akan dicatat dalam laporan keuangan. Selaku Deputi Tim Transisi, Andi juga mengaku digaji. Namun, dia enggan menyebutkan nilai gaji yang diterimanya.

Menurut Andi, gaji masing-masing deputi berbeda-beda bergantung pada kapasitas dan kualifikasi pekerjaan tiap deputi. Ada empat deputi yang bekerja di bawah Ketua Tim Transisi Rini Soemarmo.

Masing-masing deputi, menurut Andi, membentuk kelompok kerja sendiri. Setiap pokja juga menerima dana yang berbeda-beda bergantung pada kebutuhannya. "Pokja diberikan dukungan finansial untuk lakukan aktivitasnya. Misalnya, ada pokja ingin lakukan FGD dan juga pojka inginkan kelompok studi di universitas tertentu untuk lakukan kajian awal. Itu seluruhnya didukung oleh kantor transisi," tutur Andi.

Dia juga mengatakan, setiap deputi tim transisi tidak bekerja karena ditawari posisi menteri. Tim transisi, katanya, tidak mungkin masuk dalam kabinet. Justru tim transisi inilah yang nanti memberi masukan kepada Jokowi mengenai para calon menteri.

"Nanti Pak Jokowi kan bentuk headhunters-nya. Kalo headhunters-nya juga diletakkan di transisi, seratus persen kami tidak. Headhunters kan buru orang, enggak mungkin kami buru diri sendiri. Pasti tim transisi enggak masuk kabinet karena kami wakili Pak Jokowi untuk seleksi nama-nama itu," kata Andi.

Tim transisi ini dibentuk untuk mempersiapkan hal-hal strategis yang berkaitan dengan perencanaan 2015, termasuk mengenai susunan kabinet. Andi mengatakan, tim diberi waktu hingga 31 September untuk menyelesaikan tugasnya, termasuk mengenai rancangan kabinet.

"Pada dasarnya, kami mengkaji seluruhnya. Mengkaji dengan adanya menko atau mengkaji tanpa menko, 15 September akan selesai," ujar Andi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota DPR Sebut PPATK Macan Ompong karena Laporan Tak Ditindaklanjuti Penegak Hukum

Anggota DPR Sebut PPATK Macan Ompong karena Laporan Tak Ditindaklanjuti Penegak Hukum

Nasional
KPK Sebut Kasus Bansos Presiden Terungkap Saat OTT Kemensos yang Seret Juliari

KPK Sebut Kasus Bansos Presiden Terungkap Saat OTT Kemensos yang Seret Juliari

Nasional
PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

Nasional
KPK Duga Pengadaan Lahan di Rorotan oleh Perumda Sarana Jaya Rugikan Negara Rp 200 Miliar

KPK Duga Pengadaan Lahan di Rorotan oleh Perumda Sarana Jaya Rugikan Negara Rp 200 Miliar

Nasional
Kasus Rekayasa Jual Beli Emas Budi Said, Kejagung Periksa 3 Pegawai Pajak

Kasus Rekayasa Jual Beli Emas Budi Said, Kejagung Periksa 3 Pegawai Pajak

Nasional
Menko PMK Sebut Pinjamkan Nomor Rekening ke Pelaku Judi 'Online' Bisa Dipidana

Menko PMK Sebut Pinjamkan Nomor Rekening ke Pelaku Judi "Online" Bisa Dipidana

Nasional
Satgas Kantongi Identitas Pemain Judi Online, Bandar Belum Jadi Prioritas

Satgas Kantongi Identitas Pemain Judi Online, Bandar Belum Jadi Prioritas

Nasional
PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

Nasional
Sudahi Manual, Waktunya Rekapitulasi Pemilu Elektronik

Sudahi Manual, Waktunya Rekapitulasi Pemilu Elektronik

Nasional
Menko PMK Minta Warga Waspadai Penyalahgunaan Rekening untuk Judi 'Online'

Menko PMK Minta Warga Waspadai Penyalahgunaan Rekening untuk Judi "Online"

Nasional
Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

Nasional
Pendidikan dan Penguatan Demokrasi

Pendidikan dan Penguatan Demokrasi

Nasional
Divonis 9 Tahun Penjara di Kasus LNG, Karen Agustiawan Banding

Divonis 9 Tahun Penjara di Kasus LNG, Karen Agustiawan Banding

Nasional
Jokowi Kunker ke Kalimantan Tengah untuk Cek Bantuan Pompa Air

Jokowi Kunker ke Kalimantan Tengah untuk Cek Bantuan Pompa Air

Nasional
Saat Kominfo Mengaku Tak Takut terhadap Peretas PDN yang Minta Rp 131 Miliar, Klaim Pegawainya Kerja 24 Jam

Saat Kominfo Mengaku Tak Takut terhadap Peretas PDN yang Minta Rp 131 Miliar, Klaim Pegawainya Kerja 24 Jam

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com