Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seruan Jokowi : Kembali Jadi Bangsa yang Satu

Kompas.com - 22/07/2014, 23:12 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden terpilih Joko Widodo menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk kembali bersatu. Dia menyadari pemilihan presiden 2014 membuat rakyat Indonesia terbelah.

"Beberapa bulan terakhir, perbedaan politik jadi alasan memisahkan kita. Padahal, perbedaan pasti ada di dalam demokrasi," ujar Jokowi di atas Kapal Layar Motor Hati Buana Setia yang merapat di Dermaga IX, Sunda Kelapa, Penjaringan, Jakarta Utara pada Selasa (22/7/2014) malam.

"Dengan kerendahan hati, kami Joko Widodo dan Jusuf Kalla menyerukan kepada bangsa Indonesia untuk kembali ke takdir sejarah Indonesia sebagai bangsa yang satu, bangsa Indonesia," lanjut Jokowi.

"Pulihkan kembali hubungan antara keluarga dengan keluarga, tetangga dengan tetangga, antara teman dengan teman yangg sempat renggang," sambung Jokowi.

Jokowi menegaskan bahwa kemenangan dia dan Jusuf Kalla merupakan kemenangan seluruh rakyat Indonesia, tanpa terkecuali. Dia mengatakan, kemenangan tersebut adalah salah satu usaha melapangkan jalan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di dalam kebudayaan.

Diberitakan, KPU mengumumkan rekapitulasi suara Pilpres 2014 pada Selasa malam. Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dinyatakan memenangkan suara sebesar 70.997.833 atau 53,15 persen. Sementara Prabowo Subianto-Hatta Rajasha meraih 62.576.444 atau 46,85 persen. Total suara sah sebesar 133.574.277 dan total suara tidak sah 1.379.690. Adapun, total pemilih yakni 134.953.967. (C18-11)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com