Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kawalpemilu.org" Diretas, Tanda Ada yang Tak Siap dengan Transparansi

Kompas.com - 17/07/2014, 16:18 WIB
Meidella Syahni

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi senior PDI Perjuangan yang juga Pengarah Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Pramono Anung, mengapresiasi kinerja pengelola situs kawalpemilu.org. Situs ini digagas oleh Ainun Najib dengan melibatkan para relawan untuk memasukkan data. Namun, situs ini diretas oleh ratusan peretas yang mengakibatkan sempat tak bisa diakses. Menurut Pramono, aksi ini menunjukkan ada pihak yang tak siap dengan transparansi.
 
"kawalpemilu.org itu luar biasa. Memberikan tradisi baru pada publik, memberi kesempatan masyarakat untuk memantau dan mengevaluasi jalannya pilpres ini," kata Pramono di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (17/7/2014).

"Tidak semua orang akan puas dengan sistem transparan seperti ini. Walaupun di-hack publik sudah tahu hasilnya," kata Pramono.

Wakil Ketua DPR RI ini, mengatakan, basis data yang digunakan kawalpemilu.org sama dengan yang digunakan oleh Komisi Pemilihan Umum yakni formulir C1. Oleh karena itu, ia yakin, hasil penghitungannya tak akan jauh berbeda dengan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU). 

"Saya cek sendiri untuk daerah yang menjadi tanggung jawab saya, Jawa Timur, hasilnya hampir 100 persen sama. Data mereka hampir sama cepat dengan data KPU," katanya.

Sudah aman

Sebelumnya, saat dihubungi Kompas.com, penggagas situs kawalpemilu.org, Ainun Nadjib, mengatakan, situsnya sempat dihinggapi oleh peretas yang mencoba mengganggu sistem kerja situs tersebut pada Rabu (16/7/2014) siang. Namun, imbuh Ainun, timnya segera memasang pengamanan dan masih memantau pergerakan peretas hingga kini.

"Biasa, mencoba lakukan serangan. Kita juga sudah melakukan pengamanan standar. Tinggal dimonitor saja," ujar Ainun.

Ainun mengatakan, mayoritas peretas yang jumlahnya mencapai ratusan itu berasal dari Indonesia. Ia menambahkan, para peretas mencoba mengakses situs tersebut dengan memasukkan perintah atau query yang tidak umum, yang berpotensi membuat sistem database mereka kacau.

"Query kan ada formatnya, mereka sudah temukan formatnya dan mereka coba utak-atik, dengan harapan kalau formatnya aneh, nanti situsnya jebol," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com