Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu Diminta Serius Lakukan Pengawasan

Kompas.com - 11/07/2014, 15:08 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Abdullah Dahlan, mengatakan, Badan Pengawas Pemilu harus secara serius melakukan pengawasan di daerah-daerah. Selain itu, Bawaslu juga diminta transparan dalam melakukan pengawasan.

"Bawaslu harus serius melakukan pengawasan tiap tabulasi penghitungan suara di daerah," ujar Abdullah di Bawaslu, Jakarta, Jumat (11/7/2014).

Abdullah menuturkan, ia beserta Koalisi Masyarakat Sipil telah melakukan audiensi bersama Bawaslu, terkait pengawasan Bawaslu pasca-pencoblosan. Menurut peta politik terakhir, ada kekhawatiran munculnya kecurangan pasca-pemungutan suara pada Rabu (9/7/2014).

Untuk itu, Bawaslu memegang peranan penuh dalam mengawasi kecurangan tersebut. Sementara itu, Wakil Koordinator Bidang Advokasi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Yati Andriani, mengatakan hal yang serupa.

Hasil final yang ditentukan Komisi Pemilihan Umum sangat ditentukan kinerja Bawaslu. Jika Bawaslu tidak memaksimalkan fungsinya dalam mengawasi proses penghitungan suara dari tingkat desa sampai nasional, maka ada potensi terjadi upaya-upaya yang mencederai demokrasi masyarakat dalam pemilu.

"Kami ingin mengetahui apa rencana kerja Bawaslu dan apa yang tengah dilakukan Bawaslu. Apakah proses berjalan baik?" kata Yati.

Yati menambahkan bahwa ia ingin mengetahui bagaimana upaya Bawaslu mencegah adanya potensi kecurangan terhadap hasil rekapitulasi oleh KPU. Ia ingin memastikan apakah saat di lapangan, Bawaslu benar-benar melakukan fungsinya di 33 provinsi.

Selain itu, Yati juga menegaskan, Bawaslu harus bekerja sama dengan kepolisian karena dua institusi ini memiliki kewenangan untuk memantau pelanggaran. "Kapolri sudah membuka pintu untuk pengawasan rekapitulasi sampai tingkat akhir. Kami ingin tahu, apakah Bawaslu juga akan melakukan hal yang sama," imbuh Yati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Nasional
Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Nasional
Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Langsung Sasar Bandar, Prioritaskan Pencegahan

Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Langsung Sasar Bandar, Prioritaskan Pencegahan

Nasional
Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Nasional
PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi 'Online'

PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi "Online"

Nasional
4 Bandar Besar Judi 'Online' di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

4 Bandar Besar Judi "Online" di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

Nasional
Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Nasional
Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Nasional
Ketua RT di Kasus 'Vina Cirebon' Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Ketua RT di Kasus "Vina Cirebon" Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Nasional
Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Nasional
PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

Nasional
Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Nasional
Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com