Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Bisa "Nyoblos", Keluarga Pasien RS Persahabatan Protes

Kompas.com - 09/07/2014, 13:06 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah keributan terjadi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur, Rabu (9/7/2014). Keributan itu dipicu oleh protes keluarga pasien yang tidak dapat menggunakan hak pilihnya di tempat pemungutan suara (TPS) di RS tersebut. "Tiga hari ini sudah ada halo-halo (pengumuman melalui pengeras suara di RS) kalau keluarga pasien boleh memilih di sini," ujar ibu Guntur kepada petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 52, Cipinang, Jakarta Timur.

Ia mengatakan, sejak pukul 10.00 WIB dirinya sudah meminta izin kepada dokter yang menangani suaminya agar bisa pulang ke kediamannya di Depok, Jawa Barat. Tujuannya agar dapat memilih di TPS tempatnya terdaftar sebagai pemilih. "Tapi dokter bilang, memilih di sini (RSUP Persahabatan) saja, karena kalau saya pulang takutnya malah tidak sempat lagi," kata Ibu Guntur.

Petugas KPPS yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, pihaknya tidak dapat langsung memfasilitasi Ibu Guntur. Untuk dapat memilih di wilayahnya, ujar dia, Ibu Guntur harus mengantongi formulir pindah memilih alias A5. Dia mengatakan, jika Ibu Guntur memaksa ingin tetap memilih, pihaknya akan memfasilitasi jika ada sisa surat suara yang digunakan pasien. Tetapi, akhirnya Ibu Guntur dibolehkan menggunakan hak pilihnya saat petugas KPPS tersebut melihat Ibu Guntur diwawancarai para pewarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com