"Kami percaya saja dengan dokter pilihan IDI. Dokter sudah disumpah jabatan. Dari instansi mana pun sebenarnya sudah terikat dengan sumpah. Apalagi ini rekrutan IDI, sebelum mereka melakukan pemeriksaan juga disumpah berkali-kali," kata Ferry saat dijumpai di Rumah Sakit Angakatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (23/5/2014).
Ferry mengungkapkan KPU memang tidak berwenang menyeleksi dokter-dokter yang memeriksa para bakal capres dan cawapres. Menurutnya, IDI sudah menyeleksi ketat tim dokter yang akan terjun langsung memeriksa kesehatan para kandidat.
"Sehingga, kalau ada kesalahan, mereka bertanggung jawab karena sudah ada sumpah itu. Soal tanggung jawabnya seperti apa, akan mengikuti mekanisme kedokteran," ucap Ferry.
Selain itu, Ferry menuturkan KPU juga berusaha mengawasi agar pelaksanaan pemeriksaan kesehatan ini dilakukan dengan adil kepada setiap kandidat.
"Kami juga diinformasikan terus perkembangannya oleh tim dokter," imbuh Ferry yang bersama komisioner lain, Hadar Nafis Gumay, memantau pelaksanaan pemeriksaan kesehatan.
Seperti diketahui, pasangan bakal capres dan cawapres, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa melakukan rangkaian pemeriksaan kesehatan di RSPAD Gatot Subroto, Jumat (23/5/2014).
Sebelumnya, pada Kamis (22/5/2014), pasangan bakal capres dan cawapres Jokowi-Jusuf Kalla sudah lebih dulu menjalani pemeriksaan.
Rangkaian pemeriksaan kesehatan meliputi beberapa unsur, yakni pemeriksaan sejarah kesehatan, pemeriksaan kesehatan jasmani dan psikis, serta pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan kesehatan jasmani atau fisik meliputi pemeriksaan kondisi internal tubuh seperti pemeriksaan jantung, pembuluh darah, paru- paru, bedah, eurologi, ortopedi, saraf, mata, telinga, hidung, dan tenggorokan (THT).
Adapun pemeriksaan penunjang terdiri atas tes ultrasonografi abdomen, kardio, treadmill test, rontgen, tes dengan spirometer, audiometer, MRI, hingga CT scan. Sementara itu, pemeriksaan laboratorium meliputi tes darah dan urine yang terdiri dari hematologi, tes faal, ginjal, dan mencari ada atau tidaknya indikasi tumor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.