Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli: Bank Century Tak Layak Diselamatkan

Kompas.com - 12/05/2014, 16:09 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
-- Pengamat ekonomi Hendri Saparini menilai Bank Century memang tidak layak mendapat fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP) maupun suntikan dana talangan (bail out). Menurut dia, Bank Century saat itu tidak memenuhi syarat mendapat FPJP dan sudah bermasalah sejak awal.

"Bank Century yang semestinya tidak layak mendapat penyelamatan, dia justru diselamatkan," kata wanita yang akrab disapa Rini itu saat menjadi saksi ahli di sidang terdakwa mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Budi Mulya, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (12/5/2014).

Rini menjelaskan, salah satu syarat mendapat FPJP yaitu harus memiliki capital adequacy ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal minimum sebesar 8 persen dan aset kredit yang dapat dijadikan agunan FPJP memenuhi kriteria kolektibilitas lancar selama 12 bulan terakhir.

Saat itu, September 2008 CAR Bank Century hanya 2,35 persen. Selain itu, surat-surat berharga (SSB) Bank Century juga banyak yang bermasalah. Namun, saat itu Bank Indonesia justru mengubah Peraturan BI (PBI) tentang FPJP. Agar Bank Century mendapat FPJP, persyaratan CAR diubah menjadi minimum positif saja.

Selain itu, lanjut Rini, Bank Century adalah bank kecil dan sejak tahun 2005 diketahui sudah bermasalah manajemennya. Sebagai bank kecil, seharusnya Bank Century tidak terlalu berdampak pada bank-bank lain.

"Solusinya bukan menyelamatkan karena bank sudah tidak sehat dan bank kecil. Harus melihat industri, bank nasional tidak terganggu, dan ekonomi makro tidak terganggu. Maka, kalau ditutup pun tidak akan menjadi masalah," terang Rini.

Rini menjelaskan, kondisi perekonomian pada 1998 dan 2008 pun berbeda. Menurut dia, tahun 2008 tidak terlihat kekhawatiran terjadi krisis di Indonesia meskipun terjadi krisis global.

"Industri perbankan tidak mengalami permasalahan sama dengan bank tersebut dan juga kondisi makro-ekonomi," ujar peneliti dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Nasional
Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Nasional
Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Nasional
Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Nasional
Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko 'Deadlock'

Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko "Deadlock"

Nasional
Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Nasional
PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

Nasional
Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Nasional
PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi 'Online' Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi "Online" Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

Nasional
KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

Nasional
KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

Nasional
Akui Di-bully karena Izin Tambang, PBNU: Enggak Apa-apa, 'Jer Basuki Mawa Bea'

Akui Di-bully karena Izin Tambang, PBNU: Enggak Apa-apa, "Jer Basuki Mawa Bea"

Nasional
KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

Nasional
PKS Usung Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta, Wasekjen PKB: Blunder...

PKS Usung Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta, Wasekjen PKB: Blunder...

Nasional
DPR Desak PPATK Bongkar Pihak Eksekutif-Yudikatif yang Main Judi 'Online'

DPR Desak PPATK Bongkar Pihak Eksekutif-Yudikatif yang Main Judi "Online"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com