Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Bantah Berkemas Tinggalkan Istana

Kompas.com - 24/04/2014, 12:40 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menepis kabar bahwa dirinya mulai berkemas meninggalkan Istana dalam beberapa hari terakhir ini. Presiden juga protes dianggap tak bekerja lantaran agenda kegiatan kepresidenan jarang dibuka. Hal ini diungkapkan Presiden saat membuka rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (24/4/2014).

"Saya berpesan kepada staf agar rapat-rapat terbatas itu bersifat terbuka, meskipun selama ini tidak harus rapat terbatas itu terbuka, kecuali sidang kabinet, apalagi sidang paripurna itu baru terbuka," ujar Presiden.

Dia mengaku telah membaca pemberitaan di media massa yang menyebutkan seolah-olah saat ini tidak ada lagi kegiatan pemerintahan. "Presidennya sudah berkemas-kemas, tidak ada kegiatan. Tentunya tidaklah," katanya.

Menurut Presiden, pemerintahan saat ini akan berjalan hingga 20 Oktober mendatang. Oleh karena itu, ia berharap kepada para stafnya membuka terhadap kegiatan yang dilakukan kepresidenan. Dia menyadari bahwa rakyat juga ingin mengetahui apa yang telah dikerjakan Presiden dan kabinetnya.

"Jadi tidak salah kalau media menginginkan apa yang kita lakukan ini terbuka untuk umum," imbuh Presiden.

Sebelumnya, sempat diberitakan bahwa SBY akhir-akhir ini tak terlihat banyak beraktivitas di kantor kepresidenan ataupun Istana Negara. Berkurangnya aktivitas Presiden ini mulai terasa pasca-pelaksanaan Pemilu Legislatif 9 April 2014. Semenjak itu, setidaknya Presiden hanya menggelar satu sidang kabinet dan dua acara penerimaan tamu.

Berdasarkan data yang dihimpun dari jadwal kegiatan kepresidenan, aktivitas Presiden cukup padat sebelum pelaksanaan pemungutan suara. Meski memasuki masa kampanye, SBY juga masih menyempatkan diri melakukan kunjungan kerja mulai dari Medan, Riau, hingga keliling Pulau Jawa.

Sehari sebelum pemilu, Presiden bahkan menyempatkan diri meresmikan Rumah Sakit Pekerja di Cakung, Jakarta Timur. Pada hari yang sama menggelar rapat terbatas persiapan pemilu. Namun, setelah pemilu legislatif dilakukan, aktivitas Presiden SBY jarang terlihat.

Setelah pelaksanaan pemilu legislatif, Rabu (9/4/2014), Presiden tidak terlihat beraktivitas di Istana Negara. Presiden baru berkegiatan di kantornya pada Senin (14/4/2014) pekan berikutnya, saat menerima kedatangan tamu dari China Institute of Innovation and Development Strategy (CIIDS).

Presiden kembali beraktivitas pada Kamis (17/4/2014), saat menggelar sidang kabinet dan menerima penyerahan laporan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Selanjutnya, ia menikmati hari libur hingga masuk kembali pada Senin (21/4/2014).

Meski datang ke Istana Negara, Presiden tak terlihat menerima tamu siapa pun. Area parkir yang khusus disediakan untuk tamu-tamu Presiden sepi dari pagi hingga SBY pulang pada sore harinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com