Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Effendi Gazali: Saya Tak Lihat Ujung Konvensi Demokrat

Kompas.com - 24/04/2014, 07:23 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan panitia Konvensi Demokrat, Effendi Gazali mengatakan dia mengundurkan diri dari Komite Konvensi Calon Presiden Demokrat karena tak melihat seperti apa akhir konvensi ini. Tak ada nuansa kontestasi dan evaluasi selama konvensi.

"Saya enggak lihat ujung konvensi. Saya enggak lihat skema untuk kecurangan tapi juga enggak lihat ujungnya," ujar Effendi dalam diskusi politik di Gedung DPD, Jakarta, Rabu (23/4/2014). Namun, Effendi menyisipkan alasan lain pengunduran dirinya adalah operasi dan pemulihan cedera kaki selama enam bulan.

Menurut Effendi, selama konvensi nuansa kontestasi tak muncul dalam konvensi tersebut. Setelah enam bulan konvensi, Effendi berpendapat seharusnya juga ada evaluasi terhadap peserta konvensi.

Jumlah peserta konvensi pun, menurut Effendi terlalu banyak dan harus dikerucutkan secara bertahap. "Kalau pesertanya ditetapkan seperti itu harusnya enam bulan ada evaluasi untuk dikerucutkan, mungkin jadi enam, kemudian tiga," ujar dia.

Effendi menyatakan, elektabilitas Partai Demokrat yang menurun hingga 50 persen seharusnya membuat peserta konvensi proaktif memunculkan gagasan berbeda bagi Demokrat. Menurut dia tidak ada beda antara peserta konvensi dengan elite partai itu.

Karenanya, Effendi mempertanyakan manfaat dari debat kandidat terakhir dalam rangkaian tahapan konvensi. Namun, dia berharap kegiatan itu akan berlangsung terbuka bagi media, tak hanya menyediakan ruang bagi pendukung para peserta konvensi.

"Konvensi ini perlu diselamatkan kalau mau dipertahankan di pemilu setelahnya. Jangan sampai enggak ada ujungnya, malah ajakan untuk bubar saja," kata Effendi. Kehadiran media dan masyarakat selain pendukung para kandidat, menurut dia akan memberikan kesempatan kompetensi para kandidat diuji lebih luas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com