Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Gerindra Lebih Didukung Partai-partai Islam"

Kompas.com - 22/04/2014, 11:39 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Langkah politik partai berbasis massa Islam semakin dinamis setelah hasil hitung cepat Pemilu Legislatif 2014 diketahui. Jika digabung, perolehan suara dari seluruh partai berbasis massa Islam berdasarkan hasil hitung cepat memenuhi syarat untuk mengusung bakal calon presiden dan calon wakil presiden.

Namun, hingga kini belum ada kepastian ke mana partai berbasis massa Islam akan merapat, apakah akan berkoalisi dengan partai nasionalis atau membentuk poros baru. Petanya masih sangat cair.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia Umar S Bakry mengungkapkan, dalam analisisnya, partai berbasis massa Islam cenderung akan merapat ke partai nasionalis. Dari tiga partai nasionalis yang mendapatkan hasil baik pada Pileg 2014, Partai Gerindra dianggapnya akan menjadi pilihan alternatif ketimbang PDI Perjuangan atau Partai Golkar.

"Sedikitnya ada tiga faktor yang membuat peluang Gerindra lebih didukung partai-partai Islam," kata Umar di Jakarta, Selasa (22/4/2014).

Alasan pertama, menurut Umar, ideologis Gerindra relatif lebih cair dan mudah diterima partai berbasis massa Islam. Misalnya, sikap Gerindra yang menonjolkan nasionalisme dan anti-dominasi asing dipercaya bakal menarik simpati besar dari konstituen partai berbasis massa Islam.

Ia melanjutkan, alasan kedua adalah karena secara historis bakal calon presiden dari Gerindra, Prabowo Subianto, tak pernah memiliki friksi dengan partai berbasis massa Islam. Umar juga mencatat bahwa Prabowo dikenal sebagai sosok perwira yang selalu membela kepentingan ormas-ormas Islam yang dimarjinalkan pada era Orde Baru.

"Alasan ketiga, sikap PDI-P yang tidak menghendaki koalisi transaksional secara tidak langsung menguntungkan Gerindra. Prabowo akan menjadi alternatif bagi partai-partai yang kecewa terhadap sikap Jokowi dan PDI-P," ucapnya.

Meski begitu, dari empat partai berbasis massa Islam yang kemungkinan lolos ambang batas parlemen, Umar meyakini hanya PKB yang tidak akan berkoalisi dengan Gerindra. Alasan utamanya adalah keberadaan Yenny Wahid di belakang Prabowo. Hal itu secara psikologis akan menjadi penghambat bergabungnya PKB pimpinan Muhaimin Iskandar ke Gerindra.

Selain itu, tambahnya, PKB juga akan meminta posisi calon wakil presiden pada partai koalisi. Pasalnya, PKB adalah partai berbasis massa Islam yang diprediksi mendapatkan suara tertinggi ketimbang partai Islam lainnya.

"Tuntutan (PKB) ini belum tentu dikabulkan Prabowo. Setidaknya Gerindra akan memperoleh dukungan dari PKS dan PAN untuk mengusung Prabowo sebagai capres," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com