"Saya berpendapat kita tidak fokus. Kita terlalu cepat menentukan capres, meskipun Aburizal bilang panjang untuk melakukan sosialisasi," kata Akbar saat jumpa pers di kediamannya di Jakarta, Minggu (13/4/2014).
Akbar mengatakan, nama Aburizal sudah disebut-sebut sebagai bakal capres Golkar sejak tahun 2011. Bulan Juli 2012, Aburizal resmi dideklarasikan dan mulai melakukan sosialisasi ke daerah-daerah tahun 2013.
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga tersebut mengatakan sosialisasi Aburizal ke daerah-daerah seharusnya memperhatikan dirinya tidak hanya sebagai bakal capres, tapi juga sebagai ketua umum. Tapi kenyataannya, kata Akbar, kondisi di daerah-daerah justru tidak baik.
"Konsolidasi partai tidak berjalan baik. Banyak peristiwa yang dialami partai di daerah tidak di-handle, dan kaderisasi juga tidak berjalan dengan baik," ucapnya.
Akbar mengatakan, agenda yang harusnya dijalankan terlebih dahulu adalah memperkuat fungsi kelembagaan partai, termasuk menyerap aspirasi rakyat. Setelah itu, lanjut dia, baru Golkar melakukan agenda politik, termasuk menetapkan bakal capres.
Berdasarkan hasil hitung cepat Kompas, Golkar diperkirakan berada di posisi kedua dengan perolehan suara 15,01 persen. Untuk dapat mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden, partai ini harus berkoalisi karena perkiraan capaian suara maupun kursi tak memenuhi persyaratan minimal dukungan 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara nasional.