Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanura Jadi Juru Kunci, Fuad Bawazier Salahkan Hary Tanoe

Kompas.com - 10/04/2014, 16:49 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Hanura berada di posisi ketiga terbawah dengan perolehan suara 5,1 persen berdasarkan hasil hitung cepat Litbang Kompas. Ketua DPP Partai Hanura Fuad Bawazier mengatakan, perolehan suara itu meleset jauh dari target awal partainya, 10 persen. Dia mengkritik kinerja Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Hary Tanoesoedibjo.

"Kami memang mensyukuri lolos (parliamentary) threshold. Tapi pada pemilu lalu menjadi juru kunci, sekarang juga jadi juru kunci. Saya rasa kehadiran Hary Tanoe, yang awalnya penuh harapan, ternyata begitu-begitu saja," ujar Fuad saat dihubungi, Kamis (10/4/2014).

Fuad melihat Hary Tanoe tidak memiliki kemampuan menjadi Ketua Bappilu karena minim pengalaman. Sebagai contoh, Fuad menyebutkan bahwa dana saksi yang ternyata tidak disediakan partai. Menurut dia, hal itu mengakibatkan para calon anggota legislatif (caleg) tidak siap menghadirkan saksi di tempat pemungutan suara.

"Jadi dalam urusan pelaksanaan teknis mengalami kekacauan. Saya bisa katakan, kehadiran Hary Tanoe tak memberikan dampak atau manfaat yang ada. Kehadiran HT di Hanura sebenarnya juga tak diterima," kata Fuad.

Mantan Menteri Keuangan itu mengkritik cara Partai Hanura yang terlalu gencar melakukan serangan udara melalui iklan di televisi, yang ternyata tidak efektif. "Ke depan, kami akan lakukan evaluasi besar-besaran karena banyak kekecewaan," katanya.

Fuad mengatakan, partainya masih belum menentukan posisi koalisi. Saat ini, Hanura masih melihat peluang yang disediakan oleh partai-partai besar lainnya.

Dalam hasil hitung cepat Litbang Kompas, Partai Hanura berada di posisi ke-10 dengan suara 5,1 persen. Partai Hanura hanya berada di atas Partai Bulan Bintang dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Hanura bahkan kalah oleh partai baru, Partai Nasdem, yang mendapatkan suara 6,7 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi: Kota Masa Depan Harus Ramah Pejalan Kaki, Disabilitas dan Perempuan

Jokowi: Kota Masa Depan Harus Ramah Pejalan Kaki, Disabilitas dan Perempuan

Nasional
Laporan BPK 2021: Ada Data Pensiunan Ganda di Tapera, Saldo Rp 3,3 M Jadi 6,6 M

Laporan BPK 2021: Ada Data Pensiunan Ganda di Tapera, Saldo Rp 3,3 M Jadi 6,6 M

Nasional
Ormas Keagamaan Kelola Tambang: Atur Pertanggungjawaban Kesalahan Pengelolaan

Ormas Keagamaan Kelola Tambang: Atur Pertanggungjawaban Kesalahan Pengelolaan

Nasional
Indonesia Usulkan Makan Siang Gratis jadi Program Satgas Global Melawan Kelaparan dan Kemiskinan

Indonesia Usulkan Makan Siang Gratis jadi Program Satgas Global Melawan Kelaparan dan Kemiskinan

Nasional
Laporan BPK 2021: Tapera Tak Kembalikan Uang Ratusan Ribu Peserta Senilai Rp 567 M

Laporan BPK 2021: Tapera Tak Kembalikan Uang Ratusan Ribu Peserta Senilai Rp 567 M

Nasional
Mundur sebagai Wakil Kepala Otorita IKN, Dhony Rahajoe Sampaikan Terima Kasih ke Jokowi

Mundur sebagai Wakil Kepala Otorita IKN, Dhony Rahajoe Sampaikan Terima Kasih ke Jokowi

Nasional
KPU Dianggap Bisa Masuk Jebakan Politik jika Ikuti Putusan MA

KPU Dianggap Bisa Masuk Jebakan Politik jika Ikuti Putusan MA

Nasional
Ketika Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN Kompak Mengundurkan Diri ...

Ketika Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN Kompak Mengundurkan Diri ...

Nasional
KPU Diharap Tak Ikuti Putusan MA Terkait Usia Calon Kepala Daerah

KPU Diharap Tak Ikuti Putusan MA Terkait Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Adam Deni Hadapi Sidang Vonis Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Hari Ini

Adam Deni Hadapi Sidang Vonis Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Hari Ini

Nasional
Pentingnya Syarat Kompetensi Pencalonan Kepala Daerah

Pentingnya Syarat Kompetensi Pencalonan Kepala Daerah

Nasional
Nasihat SBY untuk Para Pemimpin Setelah 2014

Nasihat SBY untuk Para Pemimpin Setelah 2014

Nasional
Dulu Jokowi Tak Setujui Gibran Jadi Cawapres, Bagaimana dengan Kaesang pada Pilkada Jakarta?

Dulu Jokowi Tak Setujui Gibran Jadi Cawapres, Bagaimana dengan Kaesang pada Pilkada Jakarta?

Nasional
[POPULER JABODETABEK] Pedagang Pelat Mengaku Enggan Terima Pesanan Pelat Nomor Palsu | Warga Sebut Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah

[POPULER JABODETABEK] Pedagang Pelat Mengaku Enggan Terima Pesanan Pelat Nomor Palsu | Warga Sebut Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah

Nasional
[POPULER NASIONAL] Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur | Tugas Baru Budi Susantono dari Jokowi

[POPULER NASIONAL] Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur | Tugas Baru Budi Susantono dari Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com