Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSI Prediksi Tiga Capres di Pilpres, Semuanya Koalisi

Kompas.com - 09/04/2014, 18:48 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Lingkaran Survei Indonesia (LSI) memprediksi hanya akan ada tiga calon presiden yang bertarung pada pemilu presiden nanti. Ketiga capres itu merupakan hasil koalisi dari sejumlah partai politik.

Direktur Eksekutif LSI Denny Januar Ali mengatakan, berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) LSI, dua partai dengan perolehan teratas dipastikan akan mengajukan bakal capres yang sudah mereka usung. Keduanya adalah PDI Perjuangan yang menjagokan bakal capres Joko Widodo dan Partai Golkar yang sudah mendeklarasikan Aburizal Bakrie sebagai capres. Satu capres lain akan diketahui dari hasil koalisi partai setelah pemilu legislatif.

Saat ini jumlah data sampel suara yang telah dihimpun LSI dari tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh Indonesia mencapai 82,3 persen dari total keseluruhan. Dari jumlah tersebut, PDI Perjuangan menempati posisi pertama dengan 19,56 persen, Partai Golkar di urutan kedua dengan 14,69 persen, Gerindra (11,88 persen), Demokrat (9,73 persen), PKB (9,27 persen), PAN (7,5 persen), PPP (7,07 persen), PKS (6,52 persen), Nasdem (6,28 persen), Hanura (5,25 persen), PBB (1,36 persen), dan PKPI (1 persen).

Denny mengatakan, peluang capres lain untuk bersaing dengan Jokowi dan Aburizal akan diperebutkan oleh tiga kekuatan partai. "Sisanya mungkin diperebutkan Prabowo, Wiranto, atau pemenang konvensi pencapresan Partai Demokrat," kata Denny di kantor LSI, Rabu (9/4/2014).

Ia menyebutkan, meski PDI Perjuangan unggul dalam perolehan suara sementara berdasarkan quick count, partai nomor urut 4 itu harus tetap mendapatkan dukungan dari partai politik lain. Hal yang sama juga berlaku bagi Partai Golkar.

Menurut Denny, dukungan suara masyarakat terhadap Jokowi diprediksi tidak lebih dari 40 persen. Untuk itu, Jokowi dan PDI-P perlu partai lain untuk memperkuat perolehan suaranya sehingga dapat menang satu putaran.

"Efek Jokowi tidak sebesar yang dipikirkan oleh orang. Terlebih pasca-pencapresannya beberapa waktu lalu," ujarnya.

Mengenai kans Aburizal, Denny mengatakan bahwa Golkar harus belajar pada pengalaman Pemilu 2009. Saat itu, perolehan suara Partai Golkar menembus 24 persen. Namun, jumlah caleg yang duduk di kursi parlemen rupanya hanya 15 persen.

Denny menambahkan, perolehan suara partai politik masih dapat terus berubah. Oleh karena itu, belum dapat dipastikan berapa persentase perolehan kursi parpol di DPR. "Kalau sekarang belum tahu. Hasilnya nanti awal-awal bulan Mei baru bisa diketahui," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com