JAKARTA, KOMPAS.com — Elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) disebut meningkat setelah mendeklarasikan Joko Widodo alias Jokowi sebagai bakal calon presiden 2014. Kenaikan elektabilitas juga terjadi pada Jokowi sebagai bakal capres. Hal tersebut diketahui berdasarkan survei Roy Morgan.
"Begitu ada pengumuman (Jokowi capres), ini banyak berubah. Begitu diumumkan banyak sekali lonjakan untuk PDI-P dan Jokowi di berbagai tempat," kata Direktur Roy Morgan Irawati Soekiman saat memaparkan hasil survei di Jakarta, Rabu (2/4/2014).
Sebelum deklarasi Jokowi, versi Roy Morgan, elektabilitas PDI-P sebesar 27 persen. Namun, setelah deklarasi Jokowi sebagai bakal capres, dukungan untuk PDI-P naik 10 persen atau mencapai 37 persen (survei 15-30 Maret).
"Ada perbedaan signifikan terhadap suara PDI-P ketika Jokowi sudah dideklarasikan sebagai calon presiden," ujar Irawati.
Naiknya suara PDI-P, menurut Roy Morgan, membuat elektabilitas partai lain menurun. Dukungan Golkar yang sebelum deklarasi Jokowi sebanyak 22 persen suara, lalu turun ke angka 17 persen. Hal serupa terjadi pada Gerindra, yang sebelumnya mendapatkan 17 persen suara, turun menjadi 14 persen.
Elektabilitas Jokowi naik
Elektabilitas Jokowi sendiri naik relatif signifikan setelah deklarasi. Sebelum deklarasi, dukungan untuk Jokowi sebesar 35 persen suara. Namun, setelah deklarasi di Rumah Si Pitung di Marunda, Jakarta Utara dan kantor DPP PDI-P di Lenteng Agung, dukungan untuk Jokowi naik menjadi 45 persen.
"Rakyat memang sudah menunggu-nunggu dan akhirnya dia dideklarasikan. Jadi muncul harapan. Tidak heran suaranya langsung naik," ucap Irawati.
Naiknya elektabilitas Jokowi juga berakibat pada suara kandidat calon presiden lainnya. Bakal capres Partai Gerindra Prabowo Subianto yang sebelum deklarasi mendapatkan 18 persen suara, turun ke angka 15 persen. Sementara itu, bakal capres Partai Golkar Aburizal Bakrie yang sebelumnya mendapatkan 15 persen, turun ke angka 11 persen.
"Jadi pendeklarasian Jokowi ini tidak hanya menyedot angka golput, tapi juga menyedot suara kandidat-kandidat lainnya," pungkas Irawati.
Pihak Roy Morgan mengaku mulai melakukan survei pada tanggal 1 Maret 2014. Setelah Jokowi diumumkan sebagai bakal calon presiden PDI-P pada 14 Maret, Roy Morgan melakukan survei khusus untuk mengukur pengaruhnya.
Jumlah responden pada 1-14 Maret sebanyak 2.300 orang, sementara survei pada 15-30 Maret sebanyak 1.965 orang. Wawancara tatap muka dilakukan di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Margin of error survei sebesar 1,8 persen dengan tingkat kepercayaan 98 persen. Roy Morgan mengaku membiayai sendiri survei tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.