Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/03/2014, 08:48 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAWA TENGAH, KOMPAS.com
- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Ketua Umum DPP Partai Demokrat hadir di lapangan PRPP Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (29/3/2014) siang. Panas terik dan hawa panas mengiringi kehadiran SBY beserta Ani Yudhoyono yang datang menggunakan mobil Toyota Land Cruiser B 7 PD.

Setelah tiba, SBY dan Ani Yudhoyono beserta sejumlah elite Partai Demokrat seperti Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), Pramono Edhie Wibowo, dan Agus Hermanto menaiki panggung. SBY langsung menuju bagian panggung yang menjorok ke depan.

Dengan menggunakan kemeja lengan pendek warna biru dan topi layaknya tentara dengan warna senada, SBY menyapa warga Semarang dengan bahasa Jawa. SBY lalu berorasi sekitar 30 menit dengan suara parau. Orasi SBY pun diselingi nyanyian lagu "Rumah Kita" yang kini menjadi ciri khas kampanye Partai Demokrat.

Selama berdiri di atas panggung, sinar terik matahari mengarah ke wajah SBY. Suasana semakin membuat "gerah" lantaran banyaknya simpatisan dan kader Demokrat yang hadir. Setidaknya ada 10.000 orang hadir saat itu.

Keringat pun bercucuran dari muka dan leher SBY. Hal ini sangat terlihat saat SBY turun panggung dan bersalaman dengan ribuan orang.

Bagi waktu

SBY harus membagi waktu dan konsentrasinya untuk mengurus negara dengan setumpuk persoalan dan mengurus Partai Demokrat yang pamornya tengah turun. Kesibukan SBY ini tak ayal membuat kondisi fisiknya tak prima.

Suara parau sang Presiden tak hanya terdengar saat orasi di Semarang. Ketika kampanye di Bantul 17 Maret lalu, atau sehari setelah rombongan kepresidenan bermalam di Riau untuk mengatasi kabut asap, suara SBY terdengar serak. Wajahnya pun terlihat lelah.

Untuk membagi waktu, SBY terkadang menyelipkan agenda kampanye di sela-sela kunjungan kerjanya sebagai Presiden. Misalnya, saat berkunjung ke Brebes (25 Maret) dan Medan (27 Maret). Tak jarang juga dalam satu hari SBY bekerja sebagai Presiden dan Ketua Umum. Pagi hari SBY menggelar rapat terbatas, lalu terbang ke daerah untuk berkampanye.

Banyak yang memprotes sikap SBY yang terlibat dalam kampanye. Apalagi, setelah Menko Polhukam Djoko Suyanto mengakui bahwa biaya penerbangan SBY untuk kampanye ditanggung negara. Belakangan, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi meralat ucapan Djoko dan menyatakan biaya pesawat untuk mengangkut SBY ketika bertolak ke daerah untuk kampanye ditanggung oleh partai.

Pertaruhan reputasi SBY

Pemilu 2014 merupakan tahun penentuan bagi SBY. Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada Ary Dwipayana mengatakan, SBY mempunyai dua kepentingan saat ini, yaitu menyiapkan akhir pemerintahan yang mulus dan harus mengembalikan harga diri partainya setelah berbagai kasus korupsi menghantam sejumlah elite partai itu.

"Ini pertaruhan terakhir SBY karena bagi SBY ini pertaruhan reputasinya sebagai Ketua Umum untuk mengangkat suara Demokrat. SBY pun harus menunjukkan kewibawaan sebagai kepala negara. Ini yang sebabkan kunker ke berbagai daerah," ucap Ary.

Demokrat, kritik Ary, terlalu bergantung pada sosok SBY. Hal ini dinilai negatif bagi kerja-kerja partai. Ketergantungan Demokrat pada SBY terlihat pada jargon kampanye yang menyebut "Partai Demokrat, Partainya SBY".

Saat SBY tak bisa hadir kampanye karena sibuk mengurus kabut asap di Riau, sang istri yang menggantikan posisi SBY sebagai juru kampanye utama. Padahal, Ani tak masuk struktur kepengurusan partai. Sementara Ibas hanya berperan memeriahkan panggung dengan melambaikan tangan.

Direktur Eksekutif dari Pol-Track Institute Hanta Yudha mengatakan, Demokrat bersikap realistis dan rasional dengan hanya mengedepankan sosok SBY. "Partai ini sangat bergantung pada persepsi pemerintahan karena persepsi sebagai partai anti-korupsi dan bersih tak bisa lagi diandalkan," kata Hanta.

Para peserta konvensi capres Partai Demokrat, lanjutnya, juga tak bisa menggantikan sosok SBY. Namun, Hanta menilai, SBY sekarang tidak sefenomenal ketika Pemilu 2004 atau 2009. Apalagi, SBY bukanlah salah satu bakal capres.

"Sudah mengalami penurunan pengaruh kharisma. Oleh karena itu, program pemerintahan harus disosialisasikan dengan baik melalui caleg-calegnya," kata Hanta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jika Kaesang Maju Pilkada, Jokowi dan Prabowo Jadi Faktor Penting

Jika Kaesang Maju Pilkada, Jokowi dan Prabowo Jadi Faktor Penting

Nasional
Partai Buruh dan KSPI Bakal Gugat Aturan Tapera ke MK dan MA

Partai Buruh dan KSPI Bakal Gugat Aturan Tapera ke MK dan MA

Nasional
Revisi UU Polri, KPK Tegaskan Tak Perlu Rekomendasi Lembaga Lain untuk Rekrut Penyidik-Penyelidik

Revisi UU Polri, KPK Tegaskan Tak Perlu Rekomendasi Lembaga Lain untuk Rekrut Penyidik-Penyelidik

Nasional
Menpan-RB Apresiasi Kantor Perwakilan RI Jadi Hub Layanan Pelindungan WNI

Menpan-RB Apresiasi Kantor Perwakilan RI Jadi Hub Layanan Pelindungan WNI

Nasional
Ramai-ramai Menyoal Putusan MA yang Buka Jalan bagi Kaesang

Ramai-ramai Menyoal Putusan MA yang Buka Jalan bagi Kaesang

Nasional
Tapera Ditolak Pekerja-Pengusaha, Pemerintah Lanjut Terus

Tapera Ditolak Pekerja-Pengusaha, Pemerintah Lanjut Terus

Nasional
Gugatan Usia Calon Kepala Daerah Diduga Sengaja Diajukan Jelang Pilkada

Gugatan Usia Calon Kepala Daerah Diduga Sengaja Diajukan Jelang Pilkada

Nasional
Putusan MA Diduga Bagian Manuver Politik demi Bantu Kaesang pada Pilkada

Putusan MA Diduga Bagian Manuver Politik demi Bantu Kaesang pada Pilkada

Nasional
Febri Diansyah Pastikan Hadir Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Febri Diansyah Pastikan Hadir Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Nasional
Anies dan PDI-P, Dulu Berseberangan Kini Saling Lempar Sinyal Jelang Pilkada

Anies dan PDI-P, Dulu Berseberangan Kini Saling Lempar Sinyal Jelang Pilkada

Nasional
Febri Diansyah dan GM Radio Prambors Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Febri Diansyah dan GM Radio Prambors Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Nasional
[POPULER NASIONAL] 'Gula-gula' Politik Anak Muda Usai Putusan MA | PDI-P Bantah Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

[POPULER NASIONAL] "Gula-gula" Politik Anak Muda Usai Putusan MA | PDI-P Bantah Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Nasional
Sejarah Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Temanya 2024

Sejarah Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Temanya 2024

Nasional
Menteri LHK: RI Masih Terima Ruang Dukungan Pihak Lain untuk Turunkan Emisi Karbon

Menteri LHK: RI Masih Terima Ruang Dukungan Pihak Lain untuk Turunkan Emisi Karbon

Nasional
Minta Jokowi Tunda RUU Polri, Koalisi Masyarakat: Isi Kontennya Berbahaya

Minta Jokowi Tunda RUU Polri, Koalisi Masyarakat: Isi Kontennya Berbahaya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com