Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aceh Perlu Penanganan Khusus atau Terjadi Kontak Senjata

Kompas.com - 05/03/2014, 11:02 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat TB Hasanuddin mengkhawatirkan kondisi keamanan di Aceh menjelang Pemilu 2014. Hasanuddin mengaku khawatir akan terjadi konflik yang akhirnya berujung pada kontak senjata.

"Masih ada ratusan atau bahkan ribuan pucuk senjata disimpan di hutan. Jadi penanganan tidak hanya oleh Polri, tapi TNI juga harus turun," kata Hasanuddin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (5/3/2014).

Hasanuddin khawatir terjadi konflik antara kader partai lokal dan partai nasional. Menurutnya, partai lokal Aceh saat ini tidak memiliki kekuatan yang cukup sehingga rentan merasa tersaingi.

"Saya sangat menghawatirkan perkembangan di Aceh ini. Berdasarkan laporan intelijen cukup menghawatirkan. Menjelang 9 April 2014, memang situasi tidak kondusif saya sudah kroscek itu. Ada rivalitas antara partai daerah dan partai nasional," ujar politisi PDI Perjuangan itu.

Hasanuddin mengatakan, konflik yang terjadi belakangan ini masih dalam skala kecil. Namun, jika tidak ditangani dengan baik, konflik itu bisa menjadi besar dan masif. "Konfliknya berasal dari konflik pileg. Ada gesekan antarcalon. Dan gesekan itu terjadi di daerah yang banyak memegang senjata," ujarnya.

Oleh karena itu, Hasanuddin berharap Aceh ditangani secara khusus. Menurutnya, Aceh tidak bisa ditangani seperti daerah-daerah yang lainnya.

"Melihat pengalaman yang dulu pilkada saja gagal. Sekali lagi, Aceh harus mendapat penanganan khusus. TNI harus turun. Kalau tidak ini akan berkembang kepada hal yang tidak di tempatnya. Sekali lagi senjata masih ada di tangan orang yang tidak berhak. Saya tau persis berapa senjata yang dikuasai, yang diproduksi, masih banyak," pungkas mantan Sekretaris Militer itu.

Seperti dikutip dari Harian Kompas, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan aparat keamanan, terutama Polri, untuk serius dan secara terpadu mengamankan proses demokrasi pada pemilu mendatang. Calon anggota legislatif, calon presiden, ataupun masyarakat harus bebas dari segala intimidasi dan ancaman dalam proses pemilu itu.

Menurut Kepala Polri Jenderal (Pol) Sutarman, situasi keamanan di sejumlah daerah teridentifikasi cukup rawan, terutama di Aceh, disusul Papua dan Poso. Aceh tergolong paling rawan mengingat saat pemilihan kepala daerah lalu banyak terjadi penembakan terhadap pendatang dan intimidasi menghadirkan ketakutan di masyarakat. Teror juga mulai terjadi menjelang pemilu dengan adanya peristiwa perusakan kantor Partai Nasdem dan penembakan caleg di Aceh.

Teror perusakan kantor dan penembakan di Aceh juga disinggung dalam rapat kabinet terbatas. Menurut Sutarman, dalam penyerangan kantor Partai Nasdem, polisi telah mengidentifikasi dua pelaku. Sementara untuk penembakan yang terjadi Minggu lalu, polisi masih terus menyelidiki.

Untuk mengembalikan situasi keamanan di Aceh, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman menyarankan agar polisi melakukan razia senjata di sana secara terus-menerus. Hal ini penting agar tidak ada lagi intimidasi menjelang pelaksanaan pemilu. Sementara partai politik di Aceh juga perlu mengedukasi pendukungnya agar tidak melakukan intimidasi ataupun kekerasan.

Kepala Polisi Daerah Aceh Brigadir Jenderal (Pol) Husein Hamidi, yang baru menggantikan Inspektur Jenderal Herman Effendi, di Banda Aceh, kemarin, berjanji menjaga keamanan menjelang dan saat Pemilu Legislatif 9 April di Aceh. Ia akan menindak tegas semua pelanggar hukum, termasuk pelaku kekerasan terkait pemilu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Febri Diansyah Pastikan Hadir Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Febri Diansyah Pastikan Hadir Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Nasional
Anies dan PDI-P, Dulu Berseberangan Kini Saling Lempar Sinyal Jelang Pilkada

Anies dan PDI-P, Dulu Berseberangan Kini Saling Lempar Sinyal Jelang Pilkada

Nasional
Febri Diansyah dan GM Radio Prambors Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Febri Diansyah dan GM Radio Prambors Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Nasional
[POPULER NASIONAL] 'Gula-gula' Politik Anak Muda Usai Putusan MA | PDI-P Bantah Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

[POPULER NASIONAL] "Gula-gula" Politik Anak Muda Usai Putusan MA | PDI-P Bantah Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Nasional
Sejarah Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Temanya 2024

Sejarah Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Temanya 2024

Nasional
Menteri LHK: RI Masih Terima Ruang Dukungan Pihak Lain untuk Turunkan Emisi Karbon

Menteri LHK: RI Masih Terima Ruang Dukungan Pihak Lain untuk Turunkan Emisi Karbon

Nasional
Minta Jokowi Tunda RUU Polri, Koalisi Masyarakat: Isi Kontennya Berbahaya

Minta Jokowi Tunda RUU Polri, Koalisi Masyarakat: Isi Kontennya Berbahaya

Nasional
RUU Polri Beri Polisi Wewenang Penyadapan, ELSAM: Ini Bisa Sangat Liar...

RUU Polri Beri Polisi Wewenang Penyadapan, ELSAM: Ini Bisa Sangat Liar...

Nasional
Tren Ubah Aturan Hukum demi Menjaga Kekuasaan Diprediksi Bakal Terulang

Tren Ubah Aturan Hukum demi Menjaga Kekuasaan Diprediksi Bakal Terulang

Nasional
Putusan MA Dianggap 'Deal' Agenda Politik Jokowi Jelang Akhir Jabatan

Putusan MA Dianggap "Deal" Agenda Politik Jokowi Jelang Akhir Jabatan

Nasional
Aturan Pengawasan PPNS di RUU Polri Dianggap Hambat Kerja Penyidik KPK hingga Kejagung

Aturan Pengawasan PPNS di RUU Polri Dianggap Hambat Kerja Penyidik KPK hingga Kejagung

Nasional
Tangkap Buron Paling Dicari Thailand, Polri Minta Timbal Balik Dibantu Ringkus Fredy Pratama

Tangkap Buron Paling Dicari Thailand, Polri Minta Timbal Balik Dibantu Ringkus Fredy Pratama

Nasional
Buron Paling Dicari, Chaowalit Thongduang, Bikin Rakyat Thailand Tak Percaya Polisi

Buron Paling Dicari, Chaowalit Thongduang, Bikin Rakyat Thailand Tak Percaya Polisi

Nasional
Pilih Kabur ke Aceh, Chaowalit Buron Nomor 1 Thailand Merasa Mirip Orang Indonesia

Pilih Kabur ke Aceh, Chaowalit Buron Nomor 1 Thailand Merasa Mirip Orang Indonesia

Nasional
37 Warga Makassar yang Ditangkap karena Visa Haji Palsu Ditahan, 3 Diperiksa Kejaksaan

37 Warga Makassar yang Ditangkap karena Visa Haji Palsu Ditahan, 3 Diperiksa Kejaksaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com